Abstract

Pemakaian bahasa di ruang publik menarik untuk dikaji dan saat ini telah berkembang menjadi kajian linguistik lanskap (LL). Jika ditelisik lebih jauh, data kajiannya dapat juga dikumpulkan dari ranah dan latar pendidikan (madrasah/sekolah). Artinya, sekolah merupakan salah satu ruang publik yang menarik dalam penggunaan bahasanya karena sekolah memainkan peran penting dalam meningkatkan kompetensi bahasa generasi penerus bangsa dan pemakaian bahasa di sekolah merupakan bagian dari pendidikan literasi sepanjang hayat. Gorter and Cenoz (2015:151) menyatakan, secara futuristis atensi kajian yang membuka peluang bagi bertumbuhkembangnya kajian LL tertumpah pada penelitian tentang pemakaian bahasa dalam konteks kelembagaan seperti gedung pemerintah, perpustakaan, rumah sakit, laboratorium, museum, stasiun, universitas atau sekolah. Gorter (2018) dalam artikelnya bertajuk Linguistic Landscapes and Trends in the Study of Schoolscapes bahkan menegaskan kembali bahwa orientasi dan preferensi yang cukup menjanjikan dalam kajian LL adalah penelitian pemakaian bahasa di ruang semipublik, seperti rumah sakit, museum, stasiun, dan sekolah. Penelitian ini bertujuan mengungkap pemakaian bahasa pada tanda dalam LL di lingkungan madrasah dalam perspektif lanskap linguistik sekolah (LLS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 17 Jakarta (MTsNJ) dan menjawab pertanyaan tentang bahasa apa saja yang dipakai di sana, bagaimana distribusinya, dan bagaimana konfigurasi pemajangan bahasa-bahasa tersebut secara posisional. Ancangan kualitatif digunakan untuk menggambarkan pemakaian bahasa di lingkungan MTsNJ. Data utama berupa satuan lingual yang terpajang dalam 37 tanda gambar visual baik tanda informasi secara infrastruktural maupun larangan secara regulatif sebagai evidensi fotografis dikumpulkan dengan cara dipotret menggunakan kamera telepon seluler. Data gambar tersebut dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan (a) nama bahasa dan distribusinya dan (b) konfigurasi posisional pemajangan bahasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) bahasa-(bahasa) yang dipajang dalam tanda infrastruktural dan regulatif dalam konteks atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-up) di MTsNJ adalah bilingual (Arab dan Inggris), monolingual (Indonesia), dan bercampur kode (code-mixing) (Indonesia dan Inggris), dengan bilingualisme lebih dominan; (b) konfigurasi posisional bahasa yang dipajang pada tanda bilingual memperlihatkan bahwa bahasa Arab membawahkan bahasa Inggris, yang juga merepresentasikan bahwa bahasa Arab menjadi preferensi dan prioritas; dan (c) ditemukan juga tanda transgresif yang diciptakan oleh pemangku kepentingan MTsNJ. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah bahwa dalam konteks pembelajaran bahasa, guru dapat mengambil bahan pembelajaran dari tanda di ruang publik dan membawanya ke sekolah (ruang kelas) untuk digunakan sebagai bahan pembelajaran atau guru bisa membawa siswa ke luar kelas untuk meneroka LL di luar sekolah; atau kombinasi keduanya

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.