Abstract

Pawai miniatur truk telah menjadi hiburan baru bagi masyarakat pedesaan di Jawa Timur bagian Selatan. Para peserta membuat miniatur truk lengkap dengan aksesoris dan desain interior yang dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Para pecinta miniatur truk menampilkan karya mereka di acara karnaval untuk memperebutkan hadiah dan pengakuan dari komunitasnya. Dalam memahami fenomena tersebut, pengamatan langsung, baik dalam karnaval maupun dalam media sosial dilakukan. Selain itu, wawancara kepada penggemar dilakukan. Wawancara dilakukan pada saat karnaval digelar di Desa Bagelenan Kabupaten Blitar dan di Desa Purwodadi Kabupaten Kediri. Tulisan ini bertujuan memahami fenomena pawai miniatur truk sebagai sebuah praktik sosial. Untuk melakukan hal teresebut digunakan teori Praktik Sosial Pierre Bourdieu. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat modal ekonomi, modal simbolik, dan modal budaya yang digunakan penggemar dalam melakukan praktik miniatur truk. Segala aktivitas ini disebut sebagai konsep habitus. Modal dan habitus yang dimiliki oleh penggemar miniatur tersebut mereka mainkan ke dalam sebuah arena, di mana arena merupakan tempat pertarungan para penggemar dalam merebutkan sumber daya. Pembahasan ini menemukan sebuah konsep baru tentang praktik sosial dalam hiburan masyarakat rural, yaitu pawai miniatur truk telah menjadi sebuah praktik sosial warga pedesaan di daerah Jawa Timur Selatan.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call