Abstract

Di tengah kebingungan dan kesulitan yang dialami oleh rata-rata desa di Indonesia dalam mewujudkan Badan Usaha Desa (BUMDes), Panggung Lestari dinobatkan sebagai BUMDes percontohan nasional. BUMDes ini telah berhasil menopang Desa Panggungharjo menjadi desa yang mandiri secara ekonomi dan turut memberikan solusi atas problem sosial-ekonomi yang dihadapi oleh warga desa. Dengan memanfaatkan beberapa deskriptif, hal ini dilakukan untuk mengulik seberapa jauh pengembangan Panggung Lestari jika dilihat dalam model pentahelix, yaitu model kolaborasi yang melibatkan lima aktor utama: akademisi, badan usaha, masyarakat, pemerintah, dan media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara kelima sektor ini, sektor yang memiliki peran paling sentral adalah Pemerintah Desa Panggungharjo yang bukan hanya menjadi legitimator, melainkan juga inisiator, penyelenggara, sekaligus juga agen kontrol. Sektor sentral selanjutnya adalah masyarakat desa yang berpartisipasi aktif baik dalam menyalurkan aspirasi maupun pengelolaan BUMDes. Sektor akademisi menopang dalam penelitian produk dan membina pengembangan proyek. Adapun badan usaha merupakan sektor yang turut berkontribusi dalam sistem assessment, menjadi kolaborator pemasaran, dan juga kolaborator pengembang produk. Sektor media menaikkan pamor Panggung Lestari sebagai BUMDes modern dalam bentuk “praktik 4.0”.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call