Abstract

Sebesar 85% rumput laut basah dunia berasal dari Indonesia, terutama dari Indonesia Timur. Bulukumba merupakan salah satu daerah penghasil rumput laut terbesar di Indonesia. Ada 80% warga yang berprofesi sebagai petani rumput laut di Dusun Babana, Kabupaten Bulukumba. Koordinasi dan kolaborasi diantara keseluruhan pelaku supply chain pada komoditas rumput laut di Kabupaten Bulukumba diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kualitas rumput laut yang buruk mengakibatkan kerugian bagi para petani. Jika ini terjadi mengakibatkan terganggunya jaringan supply chain dan mengurangi profitabilitas para pelakunya. Macroergonomics Analysis of Structure (MAS) terdiri dari tiga elemen utama sistem sosioteknik, yaitu subsistem teknologi, subsistem personil, dan lingkungan eksternal. Subsistem yang digunakan hanyalah subsistem personel dan subsistem lingkungan eksternal. Risiko dengan bobot tertinggi yang didapatkan adalah pada subsistem personal di faktor profesionalisme dengan bobot 0,32 (motivasi berkurang saat musim hujan). Untuk faktor lingkungan eksternal adalah dengan bobot 0,33 (musim hujan) berkaitan dengan musim hujan. Hal ini dikarenakan musim penghujan yang memberikan dampak paling buruk. Kemudian untuk proses pengeringannya juga akan terganggu. Hasil produksi petani rumput laut sangat berpengaruh pada proses supply chain. Jika risiko pada petani rumput laut terjadi, maka pedagang pengumpul dalam melakukan supply memerlukan waktu lebih lama serta kapasitas yang diangkut juga semakin sedikit. Solusi yang didapatkan untuk perbaikan adalah melakukan seleksi bibit, pengadaan kebun bibit, pengadaan laboratorium, dan pembuatan landbase untuk mengantisipasi cuaca ekstrim.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call