Abstract

Susut pascapanen padi telah lama terjadi di Indonesia. Total susut pascapanen padi mencapai 10,82 persen, tertinggi berasal dari aktivitas pengeringan dan penggilingan gabah, dua dari tiga aktivitas yang berkaitan erat dengan industri penggilingan padi. Kapasitas produksi beras terbesar berasal dari penggilingan padi skala kecil (PPK) yang mencapai 83 persen, berpengaruh besar terhadap total susut dan kekuatan industri penggilingan padi. Tujuan utama naskah ini adalah menghitung kehilangan hasil pascapanen padi terutama pada tahapan penggilingan, baik secara fisik dalam bentuk gabah kering giling (GKG) maupun nilai ekonominya. Rata-rata kehilangan hasil GKG dewasa ini mencapai 6,0 juta ton per tahun, sebagian besar terjadi pada tahapan penggilingan padi (4,4 juta ton per tahun). Nilai ekonomi kehilangan hasil padi mencapai Rp34,4 triliun per tahun. Kehilangan hasil pada tahapan penggilingan padi menyentuh nilai Rp25,1 triliun per tahun, tertinggi berasal dari PPK dengan nilai Rp20,9 triliun per tahun. Pemerintah disarankan untuk merancang kebijakan untuk memperkuat industri penggilingan padi, sehingga susut hasil pada PPK dapat dikurangi. Salah satu pilihannya adalah PPK sebaiknya berkonsentrasi sebagai produsen beras pecah kulit, yang kemudian diproses lebih lanjut oleh penggilingan padi skala besar (PPB). Postharvest losses have occurred in Indonesia for a long time. Total postharvest losses for rice reaches 10.82 percent; the highest come from grain drying and milling activities, two of the three activities closely related to the rice milling industry. The largest rice production capacity comes from small-scale rice mills (SRM), which reaches 83 percent, significantly influencing the rice mill industry’s total losses and strength. The main objective of this paper is to estimate the postharvest loss of rice, especially at the milling stage, both physically in the form of dry milled grain (DMG) and its economic value. The average yield loss of DMG is 6.0 million tonnes per year, most of which occur during the rice milling stage (4.4 million tonnes per year). The economic value of lost rice yields reaches IDR 34.4 trillion per year. Yield losses at the rice milling stage touches a value of IDR25.1 trillion per year, the highest from SRM with IDR20.9 trillion per year. The government is advised to design policies to strengthen the rice milling industry and reduce yield losses on SRM. One option is for SRM to concentrate on producing brown rice, which is further processed by large-scale rice mills (LRB).

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.