Abstract

Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Remaja Bejen Kota Kudus adalah salah satu lembaga yang menyajikan pendidikan tahfidh berbasis akademik formal. Tulisan ini akan mengupas secara spesifik mengenai manajemen pendidikan qira’at sab’ah di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Remaja Bejen Kota Kudus sebab dalam dunia pendidikan, tidak banyak atau bahkan sedikit sekali lembaga pendidikan yang mengajarkan qira’at sab’ah dalam program pembelajarannya. Sisi lain, keterikatan qira’at sab’ah dan Yanbu’ul Qur’an memiliki sejarah yang ikonik dari pendirinya, KH. Muhammad Arwani merupakan satu-satunya santri dari KH. Munawwir yang khatam qira’at sab’ah waktu itu dan ditambah karyanya berupa kitab Faidh al-Barakât fî sab’ al-Qirâ’ât sebagai buku ajar yang digunakan dalam pendidikan. Dengan pendekatan fenomenologi dengan mengambil objek studi kasus, baik secara observasi langsung (partisipan) maupun tidak langsung. Hasil yang diperoleh penelitian ialah latar belakang lahirnya konsep pendidikan qira’at sab’ah di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Remaja yang khas yakni mudârasah, sistem yang dibangun dalam kegiatan pembelajaran qira’at sab’ah adalah talaqqî dan musyâfahah, memiliki sistematika pembelajaran tiga tahap yaitu ifrâd, jama’ sughrâ dan jama’ kubro, syarat yang diberlakukan bagi santri yang mengikuti kegiatan ini tak lain khusus santri khatimin yang memiliki potensi, animo dan atensi yang kuat, serta produk yang dihasilkan berupa adanya empat santri yang khatam qira’at sab’ah binnadzar.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call