Abstract
Patent ductus arteriosus (PDA) merupakan penyakit jantung bawaan asianotik yang didefinisikan sebagai persistensi dari pintasan janin antara arteri pulmonalis dan aorta, menyebabkan terjadinya oversirkulasi pulmoner dan hipoperfusi sistemik. Pasien PDA yang menjalani operasi nonkardiak memiliki resiko morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Kondisi diperberat dengan adanya hipertensi pulmonal yang diketahui memberi kontribusi kasus henti jantung perioperatif, dan regurgitasi tricuspid menimbulkan overload volume ventrikel kanan dan meningkatkan resiko gagal jantung kanan. Dilaporkan satu kasus multiple karies dengan PDA disertai hipertensi pulmonal berat dan regurgitasi tricuspid berat pada anak usia 6 tahun yang akan menjalani operasi mouth preparation. Pasien datang dengan keluhan gigi berlubang sejak 1 tahun, disertai dengan sesak nafas dan batuk. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya peningkatan denyut nadi dan laju nafas disertai dengan penurunan saturasi oksigen perifer, bunyi jantung tambahan dan clubbing finger disertai akral cyanosis. Foto rontgent thoraks menunjukkan kesan kardiomegali disertai bronkopneumonia bilateral dd/ edema paru perbaikan, efusi pleura kiri perbaikan. Hasil echokardiografi didapatkan PDA 7-8 mm bidirectional shunt, RV dan RA dilatasi dengan TR severe, dengan EF 52,6%. Pasien dikategorikan status ASA III. Pasien diberikan premedikasi intravena dengan midazolam 0,5 mg, dilakukan anestesi umum, preoksigenasi dengan oksigen 100%, diinduksi secara intravena dengan fentanyl 35 mcg dan midazolam 3 mg, dan diberikan pelumpuh otot atracurium 6 mg. Pasien diintubasi dengan menggunakan endotracheal tube no. 5,0. Saat operasi diberikan rumatan anestesi dengan sevoflurance 2-3vol% dalam O2:udara. Paska operasi pasien dipindahkan ke ruang semiintensif dengan oksigenasi nasal kanul dan diberikan analgetik berupa paracetamol 240mg/6 jam secara intravena dan ketoprofen supositoria 25mg. Operasi dengan kondisi PDA, hipertensi pulmonal berat dan perlu dipastikan agar tercapai keseimbangan aliran darah, sehingga tidak terjadi peningkatan aliran darah pulmonal yang dapat menyebabkan desaturasi dan penurunan perfusi oksigen ke jaringan. Ventilasi perlu diberikan secara cukup; tidak hipoventilasi yang memicu peningkatan PVR, dan tidak berlebihan agar menghindari overdistensi alveolar yang dapat berakibat meningkatkan tekanan arterial paru. Anestesi umum menjadi pilihan agar tercapai kontrol ketat oksigenasi dan ventilasi.
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Similar Papers
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.