Abstract
Banyumas termasuk salah satu daerah dengan akulturasi budaya dan agama islam. Salah satu bentuk akulturasi yang dilaksanakan sejak dahulu sampai sekarang adalah tradisi Jaburan, yaitu tradisi memberikan suguhan makanan untuk berbuka puasa atau untuk orang-orang yang melakukan qiyam lail, baik membaca al-qur’an maupun I’tikaf di masjid atau musholla pasca sholat tarawih. Pelaksanaan tradisi Jaburan dilakukan secara struktur dibagi per warga pada tiap-tiap mushola dan didesain per minggu sesuai jumlah masyarakat yang tinggal di lingkungan musholla atau masjid. Penelitian ini menggunakan teori living hadis dan teori fenomenologi untuk mengamati prosesi pelaksanaan tradisi Jaburan yang dilakukan pada saat mau berbuka dan pasca solat tarawih di lingkungan masjid dan musholla di sebagian daerah di banyumas. Selain itu adanya tradisi ini juga hasil dari memahami subtansi dari dalil hadis Nabi SAW digunakan sebagai landasan pengamalan sunnah ini. Adapun praktik Jaburan dilakukan dengan rasa kasih dan sayang terhadap orang lain dengan berbagi makanan terbaik sesuai dengan kemampuan warga. Begitu juga pemaknaan yang ada di balik pelaksanaan tradisi Jaburan adalah: 1) meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT; 2) mengimplementasaikkan sunnah sesuai dengan yang termaktub di dalam hadis Nabi SAW; 3) menumbuhkan rasa berbagi dan peduli sosial; 4) Upaya berlomba dalam berburu pahala di bulan Ramadhan dan 5) melestarikan tradisi lama yang dilakukan masyarakat daerah banyumas
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have