Abstract
Provinsi Maluku merupakan wilayah yang memilki jumlah bahasa daerah yang terbesar ketiga di Indonesia. Data Badan bahasa yang dipublikasikan tahun 2019 mengidinttifikasi jumlah bahasa daerah di Indonesia sebanyak 716. Bahasa-bahasa daerah tersebut tersebar di seluruh kepulauan Maluku. Dengan jumlah yang banyak itu, tentu saja dipastikan bahwa antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain memilki hubungan kekerabatan. Hal ini disebabkan oleh karena selain berdekatan secara geografis juga diyakini bahwa penutur bahasa tersebut berasal dari rumpun/etnis yang sama, terutama di Pulau Seram. Beberapa kajian sebelumnya terutama kajian sastra lisan tuturan menyebutkan bahawa oarang-orang atau masyarakat yang mendiami Pulau Seram merupakan subkelompok etnis yang sama yaitu etnis Nunusaku. Salah satu wilayah yang diperkirakan memilki kekerabatan bahasa adalah bahasa-bahasa daerah yang dituturkan oleh masyarakat yang ada di Kabupaten Seram Bagian Timur. Penelitian ini akan menguraikan korespondensi bunyi dalam bahasa-bahasa daerah di Kabupaten Seram Bagian, Timur, Provinsi Maluku. Penelitian ini merupakan penelitian dialektologi yang bertujuan untuk membuat gambaran bentuk serta kecenderungan korespondensi bunyi dan membuat deskripsi perbedaan dialektal atau subdialektal pada tataran fonologi kosakata bahasa-bahasa daerah di Provinsi Maluku. Penelitian ini menggunakan teori korespondensi bunyi dengan pendekatan yang kuantitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Berdasarkan analisis, terdapat beberapa pasangan fonem yang memiliki potensi sebagai korespondensi bunyi, /e/~/a/,/ϴ/~/a/, /y/~/t/, /i/~/h/~/o/, /y/~/ϴ/, /k/~/g/, /ϴ/~/s/,/u/~/a/,/y/~/n/, /b/–/p/, /ϴ/–/h/,/h/~/f/, /n/~/m/, /ϴ/~/e/, /ϴ/~/ˀ/, /w/~/b/~/h/, dan /ϴ/~/i/~/u/.dan beberapa di antaranya dapat dipastikan sebagai memilki bentuk korespondensi bunyi karena muncul berulang dan secara teratur pada bahasa-bahasa tersebut. Fonem-fonem yang muncul secara teratur dan berulang tersebut terdapat garis yang menghungkan fonem di dalam peta korespondensi bunyi. Akan tetapi, tidak semua pasangan fonem tersebut memiliki kedekatan dalam hal kesamaan artikulator, daerah artikulasi, ataupun posisi glotis. Beberapa pasangan hanya memiliki perbedaan dalam salah satu faktor, seperti sama artikulator dan daerah artikulasi beda posisi glotis, atau sebaliknya. Penelitian ini menjadi juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan kebahasaan di Provinsi Maluku, terutama di lingkungan peneliti, akademisi, dan pemerhati bahasa.
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Similar Papers
More From: Prosiding Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya (KOLITA)
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.