Abstract

Latar Belakang : Kolesteatoma merupakan kelainan patologis telinga tengah yang serius yang secara bertahap dapat meluas dan menyebabkan komplikasi berupa erosi struktur tulang. Kolesteatoma kongenital didefinisikan sebagai residu embrionik jaringan epitel di belakang membran timpani normal. Gejala kolesteatoma kongenital biasanya tidak menimbulkan rasa sakit sehingga mungkin tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun.
 Tujuan : Untuk mendeskripsikan kasus kolesteatoma kongenital pada pria paruh baya.
 Kasus : Seorang laki-laki datang dengan keluhan gatal pada telinga kiri yang dirasakan lebih dari 2 tahun. Pasien juga mengeluh keluar cairan dua kali tanpa rasa sakit dalam waktu 6 bulan. Keluhan gangguan pendengaran sudah dirasakan sejak lama. Pasien mengaku memiliki kebiasaan sering mengorek telinga. Rontgen Schuller menunjukkan gambaran Mastoditis kiri dengan tipe sklerotik. CT scan telinga bagian dalam menunjukkan kolesteatoma pars flaccida kiri. Audiometri menunjukkan gangguan pendengaran konduktif untuk telinga kiri. Pasien menjalani operasi Canall Wall-Up dan timpanoplasti tipe 1. Pemeriksaan biopsi regio mastoid menunjukkan granuloma. Sebelum operasi, pasien diobati dengan injeksi Ceftriaxone dan Metoclopramide. Perawatan pasca operasi adalah Ceftriaxone 2 gram/hari, Metamizole untuk meredakan nyeri dan obat golongan Protont Pump Inhibitor (PPI). Pasien dirawat selama 3 hari. Pasien merespons pengobatan dengan baik dan dipulangkan ke rumah dengan antibiotik oral dan dijadwalkan kembali untuk kontrol.
 Kesimpulan : Kolesteatoma kongenital dapat ditemukan pada dewasa muda dengan keluhan tidak spesifik. Komplikasi kolesteatoma dapat berat yaitu menyebabkan infeksi intrakranial dan menyebabkan kematian, sehingga diagnosis kolesteatoma harus tepat disertai dengan intervensi yang cepat.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call