Abstract
Kabupaten Luwu merupakan salah satu sentra penyebaran sagu di Provinsi Sulawesi Selatan, baik di dataran rendah hingga dataran tinggi. Keberadaan genotife dan fenotipe pada lokasi yang berbeda dapat memberikan informasi terkait tingkat keragaman tanaman sagu. Informasi keragaman aksesi sagu dari masyarakat, umumnya hanya berdasarkan karakter morfologi dan produksi sehingga berifat tidak stabil karena adanya pengaruh lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi keragaman genetik berdasarkan penanda molekuler RAPD, karakteristik morfologi dan potensi produksi sagu berbagai aksesi di dataran tinggi. Metode penelitian dilaksanakan melalui tahapan pengamatan karakter morfologi dan produksi dengan pengamatan langsung dilapangan. Analisis keragaman genetik dilakukan dengan uji marka molekuler RAPD dengan menggunakan 9 primer yang telah diseleksi. Sampel yang digunakan berupa daun muda sagu contoh. Sampel sagu untuk keperluan pengamatan morfologi dan produksi pada tegakan sagu masak tebang dilakukan secara destructive sampling dengan menebang pohon sagu contoh. Sagu yang dipilih telah memasuki fase masak tebang pada masing-masing aksesi yang memiliki karakter morfologi sama berdasarkan ciri-ciri visual dan informasi dari responden kunci. Rata-rata pita polimorfik sebesar 7,33 sedangkan rata-rata pita monomorfik sebesar 3,22. Persentase polimorfisme tertinggi sebesar 88.88 % sedangkan terendah sebesar 41.67 %. Terdapat aksesi yang memiliki koefisien ketidakkemiripan tertinggi sebesar 70 %, sedangkan nilai koefisien kemiripan terendah yaitu 18 %. Sagu dataran tinggi Latimojong memiliki produksi yang rendah rata-rata 118,24 kg pohon-1
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have