Abstract

Terdapat dugaan dari sebagian kalangan masyarakat bahwa bahasa al-Qur’an memiliki beberapa kelemahan atau kekurangan. Diantara kekurangan bahasa al-Qur’an, adalah adanya susunan bahasa al-Qur’an yang tidak lazim, misalnya mendahulukan maf’ul dari fi’il dan fa’il, ‘adad yang tidak sesuai dengan ma’dud, dhamir yang tidak sesuai dengan isim yang dirujuk, ketidaksesuaian antara tamyiz dan mumayyiz, ketidaksesuaian antara mubtada’ dan khabar, ketidaksesuaian antara sifat dan mawsuf, ketidaksesuaian antara hal dan shahib al-hal, ketidaksesuaian antara fi’il dan fa’il, kesalahan dalam kaidah nahwiyyah, penggunaan kata kerja madhi yang digunakan untuk waktu yang akan datang, dan penggunaan fi’il mudari’ untuk waktu yang telah lalu, dan ketidakbenaran informasi dari al-Qur’an, khususnya informasi tentang akan terjadinya sesuatu pada masa yang akan datang. Dugaan-dugaan tersebut ternyata tidak benar, karena muncul dari ketidakpahaman terhadap bahasa al-Qur’an pada khususnya, dan bahasa Arab pada umumnya, yang memiliki ciri khas dibanding dengan bahasa lainnya. Dugaan ketidakbenaran informasi al-Qur’an, boleh jadi disebabkan oleh ketidakpahaman tentang pemilik bahasa al-Qur’an itu sendiri, yaitu Allah, yang Maha Mengetahui, baik yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Khusus sesuatu yang belum terjadi, yang diinformasikan lebih dahulu oleh al-Qur’an, boleh jadi diragukan oleh sebagian orang, adalah karena informasi tentang sesuatu yang akan terjadi yang muncul dari manusia, seperti dari tukang ramal, sering tidak sesuai dengan kenyataan.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call