Abstract
Ulat grayak jagung (UGJ), Spodoptera frugiperda (Smith) merupakan hama penting pada tanaman jagung. Pengendalian yang umum dilakukan oleh petani dalam mengendalikan hama ini adalah dengan menggunakan insektisida sintetik. Namun, penggunaan insektisida sintetik yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak negatif. Salah satu strategi pengendalian hama yang aman dan ramah lingkungan adalah dengan menggunakan insektisida nabati. Daun sirsak (Annona muricata), biji bengkuang (Pachyrizus erosus), dan buah cabai jawa (Piper retrofractum) diketahui mampu mengendalikan berbagai serangga hama. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas ekstrak daun sirsak, biji bengkuang, dan buah cabai jawa terhadap mortalitas larva S. frugiperda instar kedua. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode residu pada daun dan metode aplikasi topikal. Tingkat mortalitas larva diolah menggunakan analisis probit untuk mendapatkan nilai lethal concentration (LC) dan lethal dose (LD) dari masing-masing ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak P. retrofractum memiliki efek toksisitas paling tinggi daripada ekstrak P. erosus dan A. muricata baik pada perlakuan dengan metode residu pada daun maupun aplikasi topikal. Nilai LC50 dan LC95 ekstrak buah cabai jawa berturut-turut 0,142% dan 0,595%. Sementara itu, nilai LD50 dan LD95 ekstrak buah cabai jawa berturut-turut 0,10 µg/larva dan 0,40 µg/larva.
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have