Abstract

Pertemuan tata cara perkawinan di Gereja Katolik dan salah satu unsur budaya Batak Toba dibutuhkan untuk memelihara iman umat beriman. Liturgi merupakan salah satu sarana untuk bermisi di tengah umat beriman. Di tengah keberagaman budaya yang ada di Indonesia, Gereja Katolik juga bertanggung jawab dalam memelihara kebudayaan lokal. Tata cara perkawinan Gereja Katolik membuka kesempatan bagi unsur-unsur kebudayaan lokal untuk diekspresikan dalam liturgi. Boras si pir ni tondi adalah salah unsur dari budaya Batak Toba yang cocok untuk dimasukkan dalam inkulturasi tata cara perkawinan Katolik. Dengan memasukkan boras si pir ni tondi sebagai wujud dari ekspresi dari budaya lokal ke dalam liturgi, Gereja menaruh harapan besar agar kebudayaan lokal tetap lestari, iman umat selalu terpelihara, dan umat bisa memiliki kerinduan untuk selalu menjumpai Allah.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.