Abstract

Stunting menjadi masalah kesehatan pada anak usia dibawah 5 tahun atau balita. Kondisi tersebut mengakibatkan balita menjadi kerdil atau lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Selain itu, juga berdampak pada perkembangan kognitif, risiko terserang penyakit, mortalitas dan produktivitas dimasa yang akan datang. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antra tingkat pendidikan orangtua terhadap kejadian stunting. Studi observasi analitik dengan desain cross-sectional digunakan dalam penelitian ini. Orangtua diberikan kuesioner untuk mengetahui tingkat pendidikannya dan balita dilakukan pengukuran antropometri tinggi badan/umur dengan kategori stunting <-2SD. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 56 balita mengalami stunting dan pendidikan orangtua baik ibu atau bapak yang masih rendah. Nilai p value > 0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orangtua dengan kejadian stunting balita, namun nilai PR tingkat pendidikan ibu balita 1,296 yang bisa diartikan bahwa tingkat pendidikan ibu balita bisa menjadi faktor risiko 1,296 kali terhadap kejadian stunting balita dengan 95%CI sebesar (0.482-3.483) dan nilai PR tingkat pendidikan bapak balita 4,033 yang bisa diartikan bahwa tingkat pendidikan bapak balita bisa menjadi faktor risiko 4,033 kali terhadap kejadian stunting balita dengan 95%CI sebesar (0.615-26.447). Kesimpulan meskipun hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan tingkat pendidikan orangtua dengan kejadian stunting tetapi tingkat pendidikan orangtua menjadi faktor risiko kejadian stunting pada balita.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call