Hubungan Sumber Air Minum dengan Kadar Hemoglobin pada Anak Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pahandut

Abstract

Hemoglobin digunakan untuk menentukan status anemia. Hemoglobin merupakan kumpulan komponen pembentuk eritrosit yang mengandung hampir duapertiga kebutuhan zat besi dalam tubuh. Manusia dapat menyerap zat besi yang diperoleh dari air minum yang erat kaitannya dengan pembentukan hemoglobin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sumber air minum dengan kadar hemoglobin pada anak sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Pahandut. Penelitian observasional kuantitatif dilakukan dengan desain cross-sectional pada tiga Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas Pahandut. Metode simple random sampling diterapkan untuk mengumpulkan 102 anak laki – laki dengan rentang usia 10 – 12 tahun. Penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner mengenai sumber air minum dan dilanjutkan dengan pengukuran kadar hemoglobin menggunakan metode Point of Care Testing (POCT). Uji One Way ANOVA dan uji Rank Spearman digunakan untuk menganalisis data. Secara keseluruhan, 17 anak (16,6%) mengalami anemia, 7 anak (6,86%) anemia ringan dan 10 anak (9,80%) anemia sedang. 15 anak (14,7%) yang anemia ditemukan pada anak yang sumber air minum nya memiliki kadar zat besi < 0,2 mg/L. Status gizi dan usia anak juga berhubungan dengan anemia pada anak. Terdapat hubungan yang signifikan antara sumber air minum dengan kadar hemoglobin p = 0,001 (<0,05) dimana kadar hemoglobin ditemukan lebih tinggi pada anak yang mengonsumsi air minum dari air sungai dan sumur/pompa air tanah dengan kadar zat besi > 0,2 mg/L.