Abstract

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, artikel ini memperlihatkan bahwa menurut Moltmann, konsep gereja sebagai persekutuan atau koinonia terlalu sering didasarkan pada keseragaman. Terhadap model koinonia tersebut, Moltmann mengangkat konsep Alkitabiah tentang arti penting dari orang asing dan musafir, orang buangan dan pendosa. Menurut Moltmann, gereja tidak bisa menjadi sebuah perahu kesamaan (a boat of sameness) dalam mengarungi lautan keberbedaan. Oleh karena itu, Moltmann menawarkan konsep persekutuan trinitaris yang berdasar pada persahabatan. Bagi Moltmann, kabar baik tentang koinonia dari Allah Tritunggal tidak ditandai oleh persahabatan keseragaman, tetapi oleh persahabatan yang menyatukan, menghormati dan mencakup perbedaan. Koinonia sejati berarti lebih dari sekadar menerima dan merangkul ketegangan dan konflik. Koinonia sejati adalah tentang menerima dan memeluk satu sama lain (dan juga Allah). Tanda pamungkas dari koinonia sejati adalah persahabatan. Moltmann menekankan panggilan gereja untuk menjadi persekutuan persahabatan (friendship koinonia) yang terbuka dengan mengedepankan kebebasan, kesetaraan dan cinta kasih. Moltmann sekaligus mengajukan kritik terhadap struktur gereja yang – dalam istilah Moltmann – dibangun dengan prinsip hierarkhi monoteis yang justru sarat dengan penindasan

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.