Abstract

Penggunaan bahan dan obat-obatan kimia pada aktivitas pertanian memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia, lingkungan dan keberlangsungan ekosistem. Pertanian organik menjadi salah satu opsi untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan dari pemakaian bahan dan obat-obatan kimia tersebut dan mendukung visi pertanian berkelanjutan. Sehingga perlu upaya untuk meningkatkan adopsi pertanian organik secara lebih luas. Penelitian ini memiliki dua tujuan utama, mengestimasi faktor-faktor yang memengaruhi adopsi pertanian padi organik dan membandingkan pendapatan usahatani pertanian padi organik dan non organik. Sebanyak 114 petani di Jawa Timur terlibat sebagai responden. Tujuan pertama diestimasi menggunakan Regresi Logistik dan tujuan kedua menggunakan t-test. Hasil penelitian menunjukkan faktor tingkat pendidikan, pengalaman, luas lahan, pekerjaan di luar pertanian dan keikutsertaan dalam kelompok tani berpengaruh signifikan (p<0,01, 0,05 dan 0,10) terhadap keputusan adopsi pertanian padi organik. Tingkat pendapatan usahatani padi organik adalah Rp33.977.299/panen/ hektare sedangkan usahatani padi non organik adalah Rp21.015.933/panen/hektare Total biaya dan tingkat pendapatan usahatani padi organik dan non organik berbeda secara signifikan (p<0,01). Melalui hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan adopsi pertanian organik merupakan salah satu implikasi kebijakan untuk meningkatkan pendapatan petani.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call