Abstract

Hambatan dalam mengakses pelayanan KB pada masa pandemi covid-19 berkontribusi terhadap jumlah akseptor yang berhenti pakai (drop out) alat kontrasepsi pada pandemi covid-19. Jumlah akseptor drop out tahun 2021 di wilayah kerja Puskesmas Berbah Kabupaten Sleman sebanyak 386 orang. Banyaknya akseptor yang berhenti pakai menjadi salah satu indikator penting untuk mengatur kualitas penggunaan kontrasepsi sehingga perlu diketahui faktor-faktor yang menyebabkan berhenti pakai alat kontrasepsi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor penentu berhenti pakai (drop out) alat kontrasepsi pada masa pandemi covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research) dengan rancangan cross-sectional. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif yang dikombinasikan dengan kualitatif (Mixed Method). Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Berbah dengan jumlah sampel sebanyak 88 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan panduan indepth interview. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penentu berhenti pakai alat kontrasepsi pada masa pandemi covid-19 karena faktor predisposisi adalah keinginan untuk hamil dan ketakutan mengunjungi layanan KB saat pandemi covid-19, sedangkan faktor pendorongnya adalah akses pelayanan KB sulit dan faktor penguat adalah masih takut efek samping alat kontrasepsi serta kurangnya dukungan suami. Mayoritas faktor penentu adalah masih takut akan efek samping pemakaian alat kontrasepsi namun tidak ada hubungan riwayat penggunaan alat kontrasepsi dengan faktor penentu masih takut efek samping pemakaian alat kontrasepsi.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call