Abstract

Abstrak
 Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Eksistensi Kalomba di Tengah Arus Globalisasi. Dalam dunia global bukan hanya proses hegemonisasi budaya, akan tetapi dapat memberi peluang terjadinya kehidupan yang plural dan heterogen bahkan individu dan komunitas sekalipun yang dianggap marginal mampu melakukan adaptasi ditengah arus globalisasi. Kebudayaan lokal bukanlah sesuatu yang terbelakang dan tidak modern, namun masyarakat lokal mampu mempertahankan tradisi ritual budayanya dan dapat merespon globalisasi dengan cara memilih dan memilah apa yang mesti diterima, diadaptasi serta apa yang mesti ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kalomba yang dilaksanakan seratus tahun yang lalu yang pada awalnya dilaksanakan oleh Karaeng Padulu Daeng Seroang sudah mengalami perubahan dari segi ritual budaya secara perlahan terkhusus di era sekarang. Kalomba sudah tersentuh oleh prosesi ritual yang modern atau tingkat keorisinalan ritual tersebut secara perlahan kian memudar seperti pada sarana dan prasarana yang digunakan karena adanya faktor globalisasi. Namun hal tersebut merupakan bentuk transformasi yang kreatif terhadap masyarakat Kajang Luar agar tradisinya masih tetap eksis di tengah arus globalisasi.
 Kata Kunci: Eksistensi, Kalomba, Ritual, Globalisasi

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call