Abstract
This thesis examines the implementation of pastoral environments in Parish St. Peter and Paul, Babadan, Yogyakarta. And aims to look at the effectiveness of pastoral guidance for basic Christian’s community (lingkungan) based on KDPL (Kebijakan Dasar tentang Pastoral Lingkungan) for the development of the faithful in the lingkungan. Basis of existing policies that would encourage the development of pastoral environment would boost the faith of the faithful. This thesis uses quantitative and qualitative methods. The Qualitative methods using means of questions aimed at people in the lingkungan of St. Peter and Paul Babadan Parish. Key informants are faithful in the lingkungan. While quantitative methods by asking for some leader of lingkungan and parish priest. Basic theory of the research policies is KDPL in the Archdiocese of Semarang. The data then analyzed and formulated as a conclusion.
Highlights
This thesis examines the implementation of pastoral environments in Parish St
Sinode Luar Biasa Para Uskup di Roma 198513 menegaskan pentingnya keberadaan komunitas “sel” Gereja ini: Since the Church is a communion, the new “Basic Communities” as they are called are a true expression of communion, and an instrument for fashioning a more profound communion, provided they live in genuine unity with the Church
Widyahadi Seputra, A.,(dkk), 1999 Hidup dalam Persaudaraan Sejati, CV Celestu Hieronika dan Komisi PSE KAJ, Jakarta
Summary
Konsili Vatikan II melihat gambaran baru tentang Gereja sebagai persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Pola kesatuan sebagai paguyuban umat beriman mendorong setiap orang untuk terlibat secara aktif dan mengambil peran mereka dalam menggembangkan kesatuan.[2]. Gereja di Keuskupan Agung Semarang berkembang sebagai persekutuan dari paguyubanpaguyuban yang penuh pengharapan mewujudkan Kerajaan Allah.[3] Partisipasi umat sangat diperlukan untuk mengembangkan berbagai aspek. Wilayah-wilayah ini masih dibagi ke dalam lingkungan-lingkungan sehingga memungkinkan umat beriman memiliki tanggungjawab untuk terlibat aktif di sana. Paroki-paroki menggunakan sistem lingkungan untuk mewujudkan pelayanan yang efektif. Penulis ingin meneliti apakah sistem lingkungan masih efektif di tengah umat yang berkembang cukup pesat terutama di wilayah paling dekat dengan Gereja pusat, jarak menengah (daerah kampung dan desa), jarak menengah (di daerah perumahan) dan wilayah paling jauh dengan Gereja pusat
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have