Abstract

Tingginya biaya pencetakan uang menjadi beban besar bagi ekonomi. Penyebab utamanya adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam memperlakukan uang rupiah dengan baik sehingga uang menjadi cepat rusak (tidak layak edar). Jika sudah rusak maka uang harus dicetak kembali. Semakin banyak uang yang rusak dan semakin cepat terjadinya kerusakan maka akan semakin tinggi biaya pencetakan uang. Pasar tradisional merupakan tempat yang berkontribusi besar dalam percepatan rusaknya uang terutama pasar basah seperti pasar ikan. Kegiatan ini bertujuan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pedagang ikan tentang pentingnya merawat dan memperlakukan uang dengan baik melalui “Gerakan Cinta Rupiah”. Gerakan cinta rupiah dilakukan dengan menerapkan 5J yaitu Jangan dilipat, Jangan di coret, Jangan di stapler, Jangan dibasahi dan Jangan di remas. Kegiatan ini berlokasi di Pasar ikan Pasie Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang setelah sukses di Pasar Raya Padang sebelumnya. Kegiatan ini disertai dengan aksi nyata cinta rupiah melalui pemberian petty case kepada 30 pedagang ikan. Hasil yang diperoleh pada kegiatan ini yaitu efektif meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang pentingnya menjaga uang rupiah, bagaimana menjaga dan merawat uang rupiah dengan baik. Dengan demikian kegiatan ini secara langsung memengaruhi perilaku banyak pedagang ikan. Dampak langsung dari kegiatan ini adalah para pedagang ikan mulai menerapkan gerakan cinta rupiah dan menggunakan kotak penyimpan uang agar uang rupiah tidak lagi basah sehingga umur ekonominya lebih lama. Ke depan perlu dilakukan sosialisasi yang lebih luas tidak hanya pedagang ikan tetapi semua pedagang agar dapat mengurangi biaya pencetakan uang dan menghemat anggaran.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call