Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk merekonstruksi dua konsep dalam diskursus soteriologi dan eskatologi kristiani, yaitu predestinasi yang hanya mencakup manusia dan surga yang diyakini berada di luar dunia. Saya berargumen bahwa realisasi kerajaan Allah di dunia sebagai bagian dari predestinasi Ilahi memberikan basis konstruksi teologis bagi percakapan soteriologi dan eskatologi yang merengkuh seluruh ciptaan dalam kemuliaan Allah. Untuk mempertanggungjawabkan klaim tersebut, saya merangkai tiga untaian argumen. Saya mulai dengan merekonstruksi konsep predestinasi, bahwa sejak semula Allah telah menetapkan tujuan penciptaan yang mencakup seluruh makhluk-Nya. Tujuan penciptaan adalah menjadikan dunia theatrum gloria Dei, arena penyingkapan kemuliaan Allah atas ciptaan-Nya. Setelah itu, saya mengajukan argumentasi bahwa pemenuhan predestinasi tersebut terjadi akibat gerak Allah di masa depan yang datang ke masa kini dalam kemuliaan-Nya. Ciptaan bukanlah berproses menuju masa depan, melainkan mempersiapkan diri menyongsong kedatangan/adventus Allah. Hal itu menggiring pada argumentasi saya yang berikutnya bahwa adventus Allah dalam kemuliaan-Nya membuat seluruh dunia bertransformasi dan bertransfigurasi menjadi surga, tempat kediaman Allah di tengah-tengah seluruh ciptaan-Nya. Untuk itulah, dalam beberapa bagian, saya menolak konsep predestinasi yang hanya mencakup manusia, pengangkatan orang percaya di akhir zaman, dan peniadaan total dunia ketika kedatangan Allah dalam kemuliaan-Nya.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call