Abstract

ABSTRACT Global and local societal challenges require alliances of important societal actors. This study focuses on the cooperative relationships between municipalities and universities in Germany, which can be assigned to two different societal systems and have different objectives, restrictions and institutional anchors. A gap in the research is how municipalities assess this cooperation in the first place. The research questions refer to the added value of this cooperation for the municipalities, to its influence on political decisions, and to the framework conditions under which the findings and structures of this cooperation can become established in the municipality - limited to topics of urban development. Two levels are considered: the cooperation of municipalities and science as institutions in urban development issues, and the cooperation in research, where both partners jointly search for findings that are subsequently implemented in municipal practice. The study area is four neighboring cities in the Ruhr region, a region that used to be dominated by heavy industry and whose universities were not founded until the 1960s. The research method is based primarily on qualitative approaches due to the open research questions. Apart from documentary analysis semi-structured interviews are conducted with members of local government and local politics. The analysis is based on a coding system. Initial results show that cooperative relationships have developed in all four cities, but that they are established in very different ways. The process of developing mutual understanding for each other and creating joint projects for the benefit of the municipality is far from complete. Key words: alliances, knowledge based urban development, social subsystems, third mission, transdisciplinary research ABSTRAK Tantangan masyarakat global dan lokal membutuhkan aliansi aktor-aktor masyarakat yang penting. Penelitian ini berfokus pada hubungan kerja sama antara pemerintah kota dan universitas di Jerman, yang dapat diklasifikasikan ke dalam dua sistem masyarakat yang berbeda dan memiliki tujuan, batasan, dan jangkar kelembagaan yang berbeda. Kesenjangan dalam penelitian ini adalah bagaimana pemerintah kota menilai kerja sama ini sejak awal. Pertanyaan penelitian mengacu pada nilai tambah dari kerja sama ini bagi pemerintah kota, pengaruhnya terhadap keputusan politik, dan kondisi kerangka kerja di mana temuan dan struktur kerja sama ini dapat dibentuk di kota - terbatas pada topik pembangunan perkotaan. Ada dua tingkat yang dipertimbangkan: kerjasama antara pemerintah kota dan ilmu pengetahuan sebagai institusi dalam isu-isu pembangunan perkotaan, dan kerjasama dalam penelitian, di mana kedua mitra bersama-sama mencari temuan-temuan yang kemudian diimplementasikan dalam praktik perkotaan. Wilayah penelitian adalah empat kota yang saling bertetangga di wilayah Ruhr, sebuah wilayah yang dulunya didominasi oleh industri berat dan universitasnya baru didirikan pada tahun 1960-an. Metode penelitian ini terutama didasarkan pada pendekatan kualitatif karena pertanyaan penelitian yang bersifat terbuka. Selain analisis dokumen, wawancara semi-terstruktur juga dilakukan dengan anggota pemerintah daerah dan politisi lokal. Analisis ini didasarkan pada sistem pengkodean. Hasil awal menunjukkan bahwa hubungan kerja sama telah berkembang di keempat kota, namun hubungan tersebut dibangun dengan cara yang sangat berbeda. Proses membangun saling pengertian satu sama lain dan menciptakan proyek bersama untuk kepentingan kotamadya masih jauh dari selesai. Kata kunci: aliansi, pembangunan kota berbasis pengetahuan, subsistem sosial, misi ketiga, penelitian transdisipliner

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call