Abstract

Tesis ini bertujuan untuk membangun alat ukur efficiency yang tepat dari TransJakarta busway system sehingga dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk meningkatkan performa Transjakarta di masa mendatang. Data Envelopment Analysis (DEA) digunakan sebagai metode perhitungan karena metode tersebut memungkinkan penggunaan lebih dari satu input dan output dan juga tidak memerlukan asumsi awal yang kuat terutama dalam hal teknologi produksi. Total jarak tempuh per bulan (DFT), penumpang per km (PKM) dan rata-rata jarak tempuh per bis per bulan (PMA) terpilih sebagai alat ukur efficiency yang tepat dari TransJakarta system. Hasil perhitungan menunjukan bahwa koridor 4 dan 5 ditemukan robuts sebagai koridor yang paling effisien dengan nilai effisiensi 100%; koridor 1, 3, dan 6 tidak efisien karena mengalami scale inefficiency; koridor 7 juga tidak efisien karena pure technical inefficiency. Sementara itu, koridor 2 tidak effisien karena scale inefficiency dan pure technical inefficiency. Berdasarkan analisa dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa koridor-koridor yang mengalami scale inefficiency disarankan untuk mengkonversi single bus ke articulated bus; membangun fully dedicated bus lane, dan integrasi dengan bus-bus yang sudah ada. Kemudian koridor-koridor yang mengalami pure technical inefficiency perlu meningkatkan mutu operasi didalam perusahaan itu sendiri melalui peningkatan teknologi.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call