Abstract

This research aims to find out the extent of implementationCollaborative Governance Based on Pentahelix in Sustainable Tourism Village Development (Case Study: Taro Tourism Village, Tegallalang District, Gianyar Regency). In this research, the author used a qualitative research method with a descriptive approach. The analysis in this research is based on success measurement theory collaborative governance according to DeSeve in Sudarmo, (2011). The results of the research findings show that collaboration between pentahelix actors, namely government, academics, community, business and media has gone quite well, but there are still several things that are problems, such as limitations in resource utilization. There are limited human resources in exploring potential in the tourism sector and the marketing methods used in developing tourist villages are still less than optimal. The recommendations that can be given are from government actors who are expected to further intensify pentahelix collaboration to continue increasing human resource potential. There is a need for synergy in developing promotion-related innovations to improve sustainable marketing of the Taro Tourism Village. Striving for the sustainability of tourist villages by strengthening and representing them tagline Taro Tourism Village is "An Eco-Spiritual Destination” in every tourism village program.
 Abstrak
 Penelitian ini bertujuan guna mengetahui sejauh mana pelaksanaan Collaborative Governance Berbasis Pentahelix dalam Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan (Studi Kasus: Desa Wisata Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Analisis pada penelitian ini berdasarkan teori ukuran keberhasilan collaborative governance menurut DeSeve dalam Sudarmo, (2011). Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa kolaborasi antar aktor pentahelix yakni pemerintah, akademisi, komunitas, bisnis dan media sudah berjalan sukup baik, namun masih terdapat beberapa hal yang menjadi permasalahan seperti masih adanya keterbatasan akan pemanfaatan sumber daya. Adanya keterbatasan sumber daya manusia dalam menggali potensi dalam pada bidang pariwisata serta masih kurang optimalnya metode pemasaran yang dilakukan dalam pengembangan desa wisata. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan yakni dari aktor pemerintah diharapkan lebih mengencarkan kembali kolaborasi pentahelix untuk tetap meningkatkan potensi sumber daya manusia. Diperlukan adanya sinergitas dalam membangun inovasi terkait promosi guna meningkatkan kembali pemasaran Desa Wisata Taro yang berkelanjutan. Mengupayakan keberlanjutan desa wisata dengan memperkuat dan merepresentasikan tagline Desa Wisata Taro yakni “An Eco-Spiritual Destination” dalam setiap program-program desa wisata.
 Kata Kunci: Collaborative Governance, Kolaborasi Pentahelix, Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call