Abstract

TB-Paru hingga kini masih menjadi catatan buruk pengendalian penyakit menular langsung di Indonesia bahkan dunia. Belum banyaknya pemeriksaan HbA1c pada pasien TB membuat terlambatnya deteksi dini kejadian TB-DM. Kontrol diabetes yang buruk dapat memperpanjang masa pengobatan TB. Durasi penyakit yang lebih lama dapat menyebabkan komplikasi. Kasus TB terbanyak di DKI Jakarta berada di wilayah Jakarta Timur, RSUD Budhi Asih melaksanakan pemeriksaan skrining TB untuk cakupan masyarakat di Jakarta Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi HbA1c dengan hasil tes skrining TB-Paru pada pasien di RSUD Budhi Asih Jakarta Tahun 2022. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik observasional dengan desain cross sectional yang dilaksanakan di rekam medis dan laboratorium RSUD Budhi Asih Jakarta pada bulan Februari-Juni 2023 dengan 100 data pasien. Diperoleh hasil kelompok TB negatif banyak ditemukan pada kelompok DM terkontrol, sedangkan hasil positif TB didominasi kelompok DM tidak terkontrol dengan hasil analisis chi-square terdapat asosiasi yang signifikan antara hasil HbA1c dengan hasil tes skrining TB-Paru pada pasien di RSUD Budhi Asih Jakarta tahun 2022 (p = 0,036) dengan Odds Ratio = 2,667. Dari penelitian ini diharapkan bahwa penting bagi pasien skrining dan terdiagnosis TB-Paru untuk mengontrol kadar glikemik dengan rutin melakukan pemeriksaan kadar HbA1c.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call