Abstract

Bertambah besarnya tanggung jawab pemerintah daerah menuntut semakin banyak jumlah anggaran yang harus dikeluarkan dalam pembangunan. Hal ini merupakan tantangan dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Salah satu tunggang jawab tersebut adalah melakukan penanganan terhadap kerusakan bangunan utama irigasi yang masing masing memiliki manfaat, tingkat kerusakan, dan keterbatasan yang berbeda beda, sehingga penentuan prioritas rehabilitasi sulit untuk dilakukan. Studi ini bertujuan untuk menentukan prioritas penanganan bendung berdasarkan analisis tiga kinerja yang meliputi kondisi prasarana, ketersediaan air, dan luas area irigasi. Penilaian ini dilakukan pada lima bendung yang berurutan pada aliran sungai utama DAS Mayang. Proses pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner kepada 9 orang dari Dinas PU Pengairan Jember dan 1 orang dari UPT Pengairan Mayang. Sedangkan data ketersediaan air dan luas area irigasi didapatkan dari Dinas PU Pengairan Jember. Penentuan bobot kinerja bendung dilakukan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Penilaian tingkat kerusakan bendung dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan yang mengacu pada Permen PU No.12/PRT/M/2015. Hasil pembobotan kinerja bendung menunjukan bahwa kondisi prasarana 49%, ketersediaan air 42%, dan luas area Irigasi 9%. Bendung Tegal Waru merupakan prioritas utama dalam penanganan kerusakan.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call