Abstract

Status gizi anak balita adalah salah satu indikator tingkat kesehatan di Indonesia. Status gizi dapat membantu mendeteksi risiko masalah kesehatan sejak dini. Pengukuran antropometrik yang dilakukan oleh kader di posyandu meliputi pengukuran panjang tubuh, timbang berat badan dan tinggi badan pada bayi dan balita. Kemampuan dan keakuratan kader posyandu dalam melakukan pengukuran antropometrik sangat penting, hal ini terkait dengan interpretasi status gizi yang salah dan juga pengambilan keputusan dan perencanaan untuk penanganan selanjutnya. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis Pengaruh Pelatihan Kader Posyandu pada Keterampilan Pengukuran Antropometri. Penelitian ini menggunakan desain penelitian desain pra-eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah kader balita Posyandu di desa Panduman sebanyak 35 kader. Hasil penelitian Nilai ketrampilan kader Pelatihan pengukuran TB balita usia < 2 tahun, Pretest yaitu 46.71 pada kelompok perlakuan, dan 45.31 pada kelompok kontrol. Posttest pada kelompok perlakuan sebesar 82.24 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 50. Dan Nilai ketrampilan kader pelatihan pengukuran TB balita usia > 2 tahun Pretest yaitu 52.11 pada kelompok perlakuan, dan 49.33 pada kelompok kontrol. Posttest pada kelompok perlakuan sebesar 86.32 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 50.63. kesimpulan; Keterampilan seorang kader dalam, TB sangat menentukan intervensi selanjutnya, kesalahan dalam mengukur TB mempengaruhi hasil data status gizi dan manajemen yang dilakukan. Dengan latihan atau simulasi, kader akan lebih mudah mengingat apa yang telah mereka lakukan sendiri dan dilihat secara langsung.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call