Abstract

Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 menyebabkan mobilitas masyarakat menurun secara drastis yang menyebabkan penurunan volume penumpang dan berdampak pada kelangsungan bisnis operator transportasi angkutan penumpang. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk dapat mengendalikan penyebaran virus dengan anjuran berkegiatan di rumah. Selain anjuran tersebut, pemerintah juga mewajibkan penerapan protokol kesehatan yang ketat terutama di area public, termasuk transportasi umum. Hal tersebut berdampak pada biaya operasional kendaraan (BOK) operator bisnis transportasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan risiko operator transportasi angkutan darat selama pandemi COVID-19 yang dilihat dari tiga aspek, yaitu struktur biaya, rasio keuangan dan risiko. Data yang dikumpulkan diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD) dan berbagai sumber daring. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur biaya sangat memengaruhi pendapatan operator dikarenakan adanya biaya penerapan protokol kesehatan. Identifikasi rasio keuangan memprediksi terjadinya penurunan kinerja sebagai dampak pandemi. Hasil identifikasi risiko menunjukkan bahwa risiko paling tinggi adalah penurunan pendapatan dan terjadinya kredit macet serta meningkatnya biaya operasional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi operator bisnis transportasi angkutan darat dalam menyusun strategi selama masa pendemi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan bagi pemerintah untuk memberikan stimulus agar operator dapat menjalankan bisnisnya. Adapun stimulus yang direkomendasikan adalah berupa subsidi biaya protokol kesehatan, subsidi perizinan serta keringanan pajak dan pinjaman.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call