Abstract

Food prices stabilization through the food production and trade to fulfillment consumption in terms of both availability and accessibility food is government major problem. Government’s ability to determine an appropriate pricing policy depends on market structure, behavior and effectiveness. Trade barriers and market failure reduction, improved access information would make market integration effective and efficient. This study aims to analyze the market integration and the price transmission elasticity that occurs between regions in Indonesia. Using Ravallion integration analysis and a span from 2009 to 2013 on 33 provinces retail prices data in Indonesia to capture level integration and price transmission between regions. The results showed in the rice shows that Jakarta and South Sulawesi region is becoming the leading market and Jakarta for sugar market those integrated with most areas in Indonesia. Sugar and rice have a better degree of integration than soya. Integration analysis with Ravallion models cannot explain two areas integrated or not. It is necessary to study towards further for East Java in terms of either regional autonomy policy or any market failure that occurs in order to find a policy solution to be more integrated. Key words : Food, Market integration, Ravallion model

Highlights

  • Food prices stabilization through the food production and trade to fulfillment consumption in terms of both availability and accessibility food is government major problem

  • This study aims to analyze the market integration and the price transmission elasticity that occurs between regions in Indonesia

  • The results showed in the rice shows that Jakarta and South Sulawesi region is becoming the leading market and Jakarta for sugar market those integrated with most areas in Indonesia

Read more

Summary

Belum adanya perda khusus yang mengatur perdagangan hasil pertanian

Antar daerah memerlukan perhatian sehingga dapat tercipta perdagangan antar wilayah yang efektif dan efisien. Pengendalian harga pangan yang dilakukan oleh pemerintah terjadi karena tidak seimbangnya supply dari produsen pertanian dengan trend permintaan terhadap produk tersebut. Letak pasar konsumen yang terpisah sangat jauh dengan daerah produksi sehingga tingginya biaya dalam pengiriman membuat lemahnya integrasi pasar bahan pangan, implementasi dari kebijakan stabilisasi harga akan lebih efektif pada pasar yang terintegrasi dibanding yang tidak terintegrasi. Struktur alur perdagangan yang kurang baik akan menyebabkan harga menjadi fluktuatif, volatilitas harga dapat dilihat dari nilai koefisien variasi pada komoditi pangan tiap provinsi. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi serta rumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa integrasi pasar yang terjadi antar wilayah di Indonesia dan menganalisis besaran elastisitas transmisi perubahan harga didaerah akibat perubahan harga di pasar acuan serta melihat dimanakah daerah yang menjadi pasar acuan untuk ketiga komoditi tersebut

METODE PENELITIAN
Integrasi Jangka Pendek Pasar Beras di Indonesia
Integrasi Jangka Panjang Pasar Beras di Indonesia
Integrasi Jangka Pendek Pasar Gula di Indonesia
Integrasi Jangka Panjang Pasar Gula di Indonesia
Integrasi Jangka Pendek Pasar Kedelai di Indonesia
Integrasi Jangka Panjang Pasar Kedelai di Indonesia
Perubahan harga di daerah acuan tidak ditransmisikan dengan baik ke pulau
DAFTAR PUSTAKA
Perdagangan Dalam Negeri
Sumatera Utara
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tenggara
Papua Barat
Sulawesi Tengah
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Kalimantan Barat
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call