Abstract
Tuberkulosis (TBC) Resisten Obat (RO) tetap menjadi tantangan besar di Indonesia, dengan tingkat mortalitas tinggi, terutama pada pasien dengan koinfeksi HIV. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan status HIV dengan risiko kematian pasien TBC RO yang menjalani pengobatan rejimen pendek (9 bulan) di Indonesia periode 2020-2022. Desain kohort retrospektif digunakan dengan data dari Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB). Analisis survival dilakukan untuk menghitung probabilitas survival kumulatif dan tingkat mortalitas. Hasil menunjukkan pasien HIV tanpa ART memiliki risiko kematian tertinggi (74,14%), diikuti HIV dengan ART (22,92%), dan HIV negatif (11,72%). Probabilitas survival kumulatif pada bulan ke-12 adalah 86,6% untuk HIV negatif, 71,78% untuk HIV dengan ART, dan hanya 7,22% untuk HIV tanpa ART. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya ART dalam menurunkan risiko kematian. Distribusi pasien didominasi oleh kelompok usia produktif dan laki-laki, dengan konsentrasi terbesar di Jawa dan Bali. Kesimpulannya, status HIV dan akses ART merupakan faktor signifikan dalam pengelolaan TBC RO. Upaya deteksi dini, peningkatan akses ART, dan penguatan layanan primer diperlukan untuk menekan angka kematian
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have