Abstract

Kerusakan pangan dapat disebabkan oleh faktor intrinsik antara lain aktivitas air (aw) dan kelembaban, kematangan serta sifat makanan. Kerusakan pangan tingkat pencemaran mikroba. Salah satu metode pengawetan yang sederhana dan paling banyak digunakan adalah pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan cara menguapkan sebagian besar air yang terkandung dalam makanan dengan menggunakan energi panas. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk memanfaatkan limbah biji alpukat menjadi Tepung Biji Alpukat (TBA) dengan menggunakan 3 metode pengeringan yaitu; dengan bantuan sinar matahari, dengan menggunakan food dehydrator dan alat roasting Gene Café. Kemudian membandingkan karekteristik TBA dari 2 metode pengeringan dengan alat yaitu metode food dehydrator dan alat roasting Gene Café secara kuantitatif deskriptif terhadap karakteristik fisik dan kadar air dan kadar taninnya. Dari ketiga pengeringan tersebut maka pengeringan terbaik adalah pengeringan dengan alat roasting Gene Café pada suhu 150oC dengan kadar air 5.5 + 0.76 % , kadar tanin 0.723 + 0.004 mg/100 g, dengan tekstur halus, berwarna kecoklatan, dan beraroma khas biji alpukat yang menyerupai aroma buah alpukatnya.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call