Abstract
Minimalisme sebagai tren arsitektur telah menjadi pilihan populer di Indonesia, khususnya di kawasan perkotaan. Konsep ini menawarkan efisiensi ruang dan estetika sederhana yang sesuai dengan kebutuhan modern. Namun, penerapannya sering kali bertentangan dengan gaya hidup masyarakat Indonesia yang kaya akan nilai budaya dan kebutuhan ruang multifungsi, seperti ruang komunal untuk kegiatan sosial dan keluarga. Penelitian ini mengeksplorasi adaptasi penghuni Perumahan Mustika Park Place, Bekasi, Jawa Barat, terhadap desain minimalis. Fokusnya pada bagaimana mereka menyesuaikan pola hidup sehari-hari, termasuk penggunaan ruang, modifikasi tata letak, dan penyesuaian estetika rumah. Adaptasi ini melibatkan aspek kenyamanan fisik, seperti pencahayaan dan sirkulasi udara, serta kenyamanan psikologis, seperti rasa puas dan keterikatan terhadap hunian. Menggunakan teori adaptasi Robert K. Merton (dalam Ritzer, 2004), penelitian ini menganalisis respons penghuni, mulai dari konformitas hingga modifikasi inovatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi sering dilakukan untuk mencerminkan kebutuhan praktis dan nilai budaya lokal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa desain minimalis perlu lebih fleksibel agar dapat mendukung kebutuhan lokal. Rekomendasi meliputi desain yang adaptif dan responsif terhadap pola hidup masyarakat Indonesia, menciptakan hunian yang tidak hanya estetis, tetapi juga nyaman dan relevan secara budaya.
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have