THE VIABILITY OF MINANGKABAU TRADITIONAL HOUSE AND SOCIAL CHANGE IN THE CULTURAL NATURE SURAMBI SUNGAI PAGU, SOUTH SOLOK REGENCY This article is the extract of research conducted in a region that was ever proposed to UNESCO to be one of world heritage cultures about the survival of rumah gadang in culture region Alam Surambi Sungai Pagu, Solok Selatan regency, West Sumatera. This phenomenon is unique, because it is “in contradiction to” common phenomenon in others region in Minangkabau, in which rumah gadang tends to be more and more extinct as the impact of socio-cultural changes to Minangkabau society. This research is qualitative with naturalistic approach. Result of the research found six (6) factors that cause phenomenon of rumah gadang survival in that region, namely 1) factor of maintaining value, prestige and respectability of community and status of “kepenghuluan” to the community, 2) factor of “merantau”, 3) factor of the principle “patah tumbuh hilang berganti”, 4) factor of local genius “mangguntiang sibak baju”, 5) factor of local genius; “balah pinang” and 6) factor of tourists destination.Keywords: world heritage, cultures, viability, rumah gadangAbstrakArtikel ini merupakan intisari dari penelitian yang dilaksanakan di sebuah wilayah yang pernah diusulkan kepada UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia tentang kebertahanan rumah gadang yang terdapat di wilayah budaya Alam Surambi Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Fenomena ini unik, karena kontradikitif dengan fenomena umumnya di wilayah-wilayah lain di Minangkabau, di mana terdapat kecendrungan rumah gadang makin lama makin punah sebagai dampak perubahan sosio-kultural pada masyarakat Minangkabau. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Penelitian ini menemukan enam faktor penyebab fenomena kebertahanan rumah gadang di wilayah ini, yaitu 1) faktor menegakkan harkat, martabat dan kehormatan kaum dan gelar kepenghuluan yang melekat pada kaum, 2) faktor merantau, 3) faktor asas patah tumbuh hilang berganti, 4) faktor lokal jenius “mangguntiang sibak baju”, 5) faktor lokal jenius “balah pinang” dan 6) faktor kawasan destinasi wisata.Kata Kunci: warisan dunia, budaya, kebertahanan, rumah gadang.
Read full abstract