Jaundice is a disease that can affect catfish, resulting in low or unsalable selling prices. The yellow colour in catfish is associated with tissue/organ disorders, particularly bile or liver function. This study aims to compare the histopathological structure of the liver, kidney, intestine, spleen, and bile of naturally jaundiced catfish and those injected with bacteria associated with jaundice. The study employed the observation method, using three variables: healthy catfish as a control (K), yellow catfish treated with Aeromonas spp. bacteria associated with jaundice (KP), and yellow catfish from the farm (KL). The results of the observation showed that the field scale variable (KL) had a higher level of necrosis damage in each organ compared to the laboratory scale variable (KP). The yellow colour in catfish is caused by disrupted organ tissue, particularly in the bile or liver. This can be observed in the liver, intestines, kidneys, spleen, and bile, where the field variable consistently indicates high levels of necrosis damage, with scores ranging from 1.11 to 2.48. Some of these scores indicate moderate damage, with a necrosis percentage of 40% ≤ P < 60% in the liver, kidneys, and bile organs. Keyword: Clarias sp., histopathology, jaundice, necrosis ABSTRAK Salah satu penyakit yang menyerang ikan lele adalah penyakit kuning atau dikenal juga dengan jaundice, yang dapat mengakibatkan harga jual menjadi rendah atau bahkan tidak dapat dijual. Warna kuning pada ikan lele dikaitkan dengan gangguan jaringan / organ, terutama empedu atau fungsi hati. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan struktur histopatologi organ hati, ginjal, usus, limpa, dan empedu ikan lele yang sakit kuning baik yang alami maupun yang diinjeksi dengan bakteri yang berasosiasi dengan penyakit kuning. Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan tiga variabel yaitu ikan lele sehat sebagai kontrol (K), ikan lele kuning yang diberi perlakuan injeksi dengan bakteri yang berasosiasi dengan penyakit kuning yaiatu bakteri Aeromonas spp. (KP), dan ikan lele kuning yang berasal dari farm (KL). Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel skala lapangan (KL) memiliki tingkat kerusakan nekrosis paling tinggi pada setiap organnya dibandingkan dengan variabel skala laboratorium (KP). Warna kuning pada ikan lele berhubungan dengan terganggunya jaringan organ terutama empedu atau fungsi hati. Terlihat pada organ hati, usus, ginjal, limpa, dan empedu bahwa variabel lapangan selalu mendapatkan skor tingkat kerusakan nekrosis yang tinggi dengan kisaran nilai skoring 1,11-2,48 yang sebagian tergolong kerusakan sedang dengan persentase nekrosis 40% ≤ P<60% pada organ hati, ginjal, dan empedu. Kata kunci: Clarias sp., histopatologi, nekrosis, penyakit kuning
Read full abstract