<p>Penyakit blas pada padi yang disebabkan<br />oleh cendawan Pyricularia grisea, merupakan salah satu<br />kendala dalam produksi beras. Sumber gen ketahanan terhadap<br />penyakit blas dijumpai pada spesies padi liar Oryza<br />rufipogon. Populasi silang ganda (BC2F3) turunan IR64 dan<br />O. rufipogon mempunyai QTL untuk sifat ketahanan terhadap<br />penyakit blas. Untuk mempercepat perolehan tanaman<br />homosigot dari populasi tersebut, dilakukan kultur anter<br />pada dua media induksi kalus: I1 (N6 + NAA 2 mg/l + kinetin<br />0,5 mg/l + sukrosa 60 g/l + putresin 0,16 g/l) dan I2 (N6 +<br />2,4-D 2 mg/l + sukrosa 50 g/l) dan dua media regenerasi: R1<br />(MS + NAA 0,5 mg/l + kinetin 2 mg/l + sukrosa 40 g/l +<br />putresin 0,16 g/l) dan R2 (MS + NAA 1 mg/l + kinetin 2 mg/l<br />+ sukrosa 30 g/l). Kultur anter dilakukan pada sembilan genotipe,<br />di mana tiga genotipe (149-16, 343, 337-13) memberikan<br />respon terbaik dalam produksi planlet hijau setelah<br />dikulturkan pada media regenerasi R1. Dari 208 planlet hasil<br />regenerasi diperoleh 42 planlet haploid ganda dari genotipe<br />149-16, 11 planlet haploid ganda dari genotipe 343, dan 44<br />planlet haploid ganda dari genotipe 337-13. Skrining ketahanan<br />blas di rumah kaca pada populasi haploid ganda<br />menghasilkan 46 tanaman tahan terhadap ras 001, 33 tanaman<br />tahan terhadap ras 033, dan 79 tanaman tahan terhadap<br />ras 173. Sebanyak 28 tanaman bersifat tahan, baik terhadap<br />ras 001, 033, maupun 173 seperti halnya O. rufipogon.<br />Galur-galur homosigot ini akan diuji di lapang untuk ketahanannya<br />terhadap penyakit blas dan karakter agronominya.</p>