Year
Publisher
Journal
1
Institution
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Year
Publisher
Journal
1
Institution
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Export
Sort by: Relevance
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Melakukan Kontrol Rutin Pada Penderita Diabetes Melitus

Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan kontrol rutin adalah dukungan keluarga.Hal ini merupakan aspek penting untuk mempertahankan kesehatan penderita Diabetes Melitus dan mencegah komplikasi. Seseorang dikatakan patuh apabila melakukan pemeriksaan kadar gula darah, konseling tentang Diabetes Melitus dan pengambilan obat minimal sekali dalam satu bulan pada tiga bulan terakhir.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan melakukan kontrol rutin di Puskesmas Mon Geudong kota Lhokseumawe.Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional dengan teknik pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Dukungan Keluarga dan Kepatuhan Kontrol Rutin.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderitayang sedang menjalani pengobatan ke puskesmas Mon Geudong Kota Lhokseumawe dari periode Februari hingga Juli 2022 berjumlah 192 penderita.Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 66 orang.Alat ukur yang digunakan kuesioner dan analisa data yang digunakan adalah analisa univariatdan bivariat.Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan melakukan kontrol rutin pada penderita Diabetes Melitus dengan P-value sebesar 0,000<α = 0,05.Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk mencari faktor lain yang memiliki hubungan dengan kepatuhan melakukan kontrol rutin pada penderita Diabetes Melitus seperti pendidikan, pengetahuan, usia, dan modifikasi lingkungan.

Read full abstract
Pengaruh Spa Kaki Diabetik Terhadap Sensitifitas Kaki Pada Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya

Perawatan kaki salah satunya SPA diabetik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sirkulasi darah perifer sehingga dapat mencegah komplikasi dari Diabetes Melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh SPA kaki diabetik terhadap sensitifitas kaki pada penderita diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan rancangan one group pretest posttest, populasi dalam penelitian adalah semua pasien diabetes mellitus berjumlah 604 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 15 orang dan tempat penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya pada tanggal 13 Juli – 13 Agustus 2023. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Sensitifitas kaki pada penderita diabetes melitus sebelum SPA kaki diabetik mayoritas berada pada kategori negatif sebanyak 11 responden (73,3%), Sensitifitas kaki pada penderita diabetes melitus sesudah SPA kaki diabetik mayoritas berada pada kategori positif sebanyak 10 responden (66,7%), Ada pengaruh SPA kaki diabetik terhadap sensitifitas kaki pada penderita diabetes melitus dengan nilai P-value 0,000 menunjukkan perbedaan yang bermakna yang terlihat dari t-hitung = 3,055 dan t-tabel = 2,145. Sehingga dapat disimpulkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel maka Ha diterima. Kesimpulan: Ada pengaruh SPA kaki diabetik terhadap sensitifitas kaki pada penderita diabetes melitus. Saran: Diharapkan bagi responden dengan adanya penelitian ini memberikan informasi tentang Efek dari SPA Kaki Diabetik dapat memperbaiki sensitifitas kaki. Terapi ini dapat direkomendasikan untuk pengobatan non farmakologis sensitifitas kaki pada pasien sehingga dapat mengurangi resiko neuropati serta dapat mencegah komplikasi yang berakibat ulkus diabetik maupun amputasi.

Read full abstract
Studi Komparasi Psychological Well-Being Pada Siswa Sekolah Menengah Atas dan Pesantren

Sekolah yang berbasis pesantren memiliki beberapa perbedaan dengan sekolah umum, seperti perbedaan kurikulum, peraturan, sistem dan waktu pembelajaran, serta keterlibatan orang tua. Perbedaan ini berpengaruh pada psychological well-being siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi ada tidaknya perbedaan psychological well-being antara siswa sekolah berbasis pesantren dengan sekolah umum. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan pendekatan cross-sectional study. Cluster random sampling digunakan sebagai metode teknik pengambilan sampel dan sekitar 262 siswa direkrut menjadi sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Psychological Well-Being Scale (PWBS) dengan 18 item pernyataan terdiri dari dimensi kemandirian, penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi, hubungan positif dengan orang lain, tujuan hidup, dan penerimaan diri. Hasil analisis statistik Mann Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan rata-rata skor PWBS siswa sekolah berbasis pesantren dan umum (U= 0,79; p > 0,05). Hal ini dapat dapat disimpulkan bahwa meskipun kedua model sekolah memiliki kurikulum, sistem, dan waktu pembelajaran yang berbeda, namun dari hasil penelitian menunjukkan karakteristik siswa yang hampir sama. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih luas dengan melibatkan sampel di beberapa sekolah umum dan pesantren

Read full abstract
Pengetahuan Dan Sikap Perawat Pelaksana Dalam Memberikan Discharge Planning Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina Kabupaten Pidie

Latar belakang: discharge planning pasien dapat memberikan motivasi untuk mencapai kesembuhan, dapat memberikan dampak terhadap pemendekan lama perawatan pasien di rumah sakit, menurunkan anggaran kebutuhan rumah sakit, menurunkan angka kekambuhan, dan memungkinkan intervensi rencana pulang dilakukan tepat waktu. Tujuan: ntuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap perawat pelaksana tentang discharge planning di Ruang Rawat Inap RSU. Ibnu Sina Kabupaten Pidie. Metode: menggunakan desain penelitian deskriptif untuk melihat gambaran pengetahuan dan sikap perawat dalam memberikan discharge planning. Sampel yang digunakan sebgaai 32 perawat dengan menggunakan metode sampling yaktu total sampling. Hasil penelitian: gambaran pengetahuan perawat tentang discharge planning ialah kategori baik sebanyak 18 orang (56,3%), kategori cukup sebanyak 10 orang (31,2%), dan kategori kurang sebanyak 4 orang (12,5%). Selanjutnya, gambaran sikap perawat dalam melaksanakan discharge planning ialah kategori sikap positif sebanyak 21 orang (65,6%), kategori sikap negatif sebanyak 11 orang (34,4%). Saran: disarankan kepada perawat agar dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai sumber informasi dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada pasien, bukan hanya pada saat pasien datang ke rumah sakit tetapi juga pada saat pasien akan pulang juga harus diberikan discharge planning sehingga tingkat kemandirian pasien menjadi lebih baik

Read full abstract
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Hygiene Dan Sanitasi Pada Pekerja Pada Pabrik Roti di Kabupaten Pidie

ABSTRAK Sanitasi merupakan hal terpenting dalam industri pengolahan bahan pangan untuk memperoleh produk pangan yang aman dan sehat sedemikian banyak lingkungan kita yang baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan suplai makanan manusia. Hal ini sudah disadari sejak awal sejarahkehidupan manusia dimana usaha-usaha pengawetan makanan telah dilakukan seperti penggaraman, pengasinan, dan lain-lain. Dalam industri roti, sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan secara aseptik dalam persiapan, pengolahan dan pengkemasan produk pangan; pembersihan dan sanitasi lingkungan pabrik serta kesehatan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hygiene dan sanitasi pada pekerja di pabrik roti di Desa Ceurih Kecamatan Delima Kabupaten Pidie. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional, dengan jumlah Sampel penelitian ini adalah pekerja pabrik sebanyak yaitu 34 orang. Analisis yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat.Tempat penelitian ini dilakukan pada Pabrik Simas Desa Cuerih Kecamatan Delima Kabupaten Pidie pada tanggal 28 Desember 2018 sampai 03 januari 2019. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pendidikan (P-Value=0,003), masa kerja (P-Value=0,005). sikap (P-Value=0,001). fasilitas sanitasi (P-Value=0,004). APD (P-Value=0,004) dengan hygiene dan sanitasi di Pabrik Roti Simas Kecamatan Delima Kabupaten Pidie. Diharapkan kepada karyawan untuk bisa lebih fokus dalam memperhatikan proses produksi roti, yang dalam proses produksinya banyak menyebabkan karyawan kurang profesional dalam bekerja. Bagi pekerja perlu memperhatikan hygiene dan sanitasi karena dalam berkerja berhubungan dengan pendidikan, masa kerja, sikap, fasilitas sanitasi dan APD. Kata Kunci: Hygiene, Sanitasi, Pendidikan.

Read full abstract
Penerapan Terapi Musik Klasik Dalam Perawatan Pasien Skizofrenia Dengan HalusinasiPendengaran: Sebuah Studi Kasus

Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori terhadap objek objek atau stimulus dari luar. Salah satu tipe yang sering dialami pasien adalah halusinasi pendengaran. Halusinasi pendengaran merupakan suatu kondisi dimana pasien mendengar suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, mengancam, atau memerintahkan untuk pasien melakukan sesuatu. Perawat sebagai bagian dari tim kesehatan bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan pada pasien halusinasi di rumah sakit melalui penerapan strategi pelaksanaan untuk membantu pasien mengenali halusinasi, mengetahui cara mengontrol halusinasi (menghardik, minum obat secara teratur, bercakap-cakap dengan orang lain, serta melakukan aktivitas terjadwal). Selain itu perawat juga dapat memberikan terapi tambahan berupa terapi musik klasik. Studi kasus ini bertujuan melakukan asuhan keperawatan secara menyeluruh dengan terapi musik klasik sebagai terapi tambahan sehingga pasien menjadi lebih relak dan nyaman. Asuhan keperawatan dan terapi tambahan dilakukan selama enam hari, dengan hasil yang dicapai adalah: pasien menunjukkan penurunan tanda dan gejala halusinasi, mampu mempraktikkan kembali strategi pelaksanaan yang sudah diajarkan, lebih tenang, dan pikirannya menjadi teralihkan dari halusinasinya. Direkomendasikan agar perawat di Rumah Sakit Jiwa dapat memberikan berbagai bentuk terapitambahan disamping strategi pelaksanaan yang sudah rutin dilakukan.

Read full abstract