Abstract

This article examines the scientific interpretations in the book Tapsèr Sorat Yaa-siin (Bhāsa Madhurā) by Muhammad Ershad. The presence of this Madurese interpretation has complemented a series of Nusantara’s Qur’anic exegesis which has a tendency towards scientific nuances. Therefore, it is important to study the Qur’anic exegesis of cultural observers as a form of safeguarding one of the treasures of Qur’anic exegesis works in Indonesia, especially those with local languages. This study will only focus on scientific interpretations that are astronomical. This study find out, the astronomical interpretations of the Tapsèr Sorat Yaa-siin (Bhāsa Madhurā) has four broad themes; the solar system, the sun's dimming process, the creation of the universe, and the solar and lunar eclipses. During the interpretation process, Muhammad Ershad adopted a lot of information contained in the scientific discipline of astronomy. Apart from that, he also displayed his own drawings to make the reader easier in understanding the explanation he provided. Keywords: Muhammad Ershad, astronomical interpretation, Tapsèr Sorat Yaa-siin (Bhāsa Madhurā)

Highlights

  • Artikel ini mengulas lebih jauh penafsiran-penafsiran ilmiah dalam kitab Tapsèr Sorat Yaa-siin (Bhāsa Madhurā) karya Muhammad Irsyad

  • This study find out, the astronomical interpretations of the Tapsèr Sorat Yaa-siin (Bhāsa Madhurā) has four broad themes; the solar system, the sun's dimming process, the creation of the universe, and the solar and lunar eclipses

  • Tuhan dan Sain: Mengungkap Berita-berita Ilmiah Al-Quran

Read more

Summary

Pendahuluan

Al-Quran memiliki cara bijak untuk mengenalkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT pada setiap penjuru semesta. Muhammad Ahmad al-Ghamrawī menghitung tidak kurang dari 800 ayat (kauniyyah) yang menyinggung masalah fenomena alam semesta. Tafsir corak ‘ilmī berangkat dari sebuah paradigma bahwa al-Quran tidak bertentangan dengan akal sehat dan ilmu pengetahuan. Praktisi tafsir ‘ilmī mengadopsi berbagai perspektif dan nomenklatur ilmu pengetahuan (sains) ketika menafsirkan beberapa bagian ayat al-Quran. Salah satu dari sekian banyak tafsir yang memiliki kecenderungan khusus pada penafsiran-pemafsiran ilmiah (sains) adalah Tapsèr Sorat Yaa-Siin (Bhāsa Madhurā). Menurut salah satu putera Muhammad Isyad, tidak banyak orang yang tahu mengenai tulisan ayahnya ini, kecuali hanya beberapa orang saja, seperti keluarga dan teman-teman dekat.Artikel ini dibuat untuk melihat lebih jauh lagi bagaimana penafsiran-penafsiran yang termuat dalam Tapsèr Sorat Yaa-Siin (Bhāsa Madhurā) karya Muhammad Irsyad lebih khusus tentang persoalan astronomi. Irsyad mulai menulis Tapsèr Sorat Yaa-siin (Bhāsa Madhurā) sekitar tahun 1985-an dan rampung pada tahun 1988. Lembaran paling akhir dalam tafsir ini berisikan daftar literatur-literatur yang menjadi rujukan Irsyad selama menulis Tapsèr Sorat Yaa-siin (Bhāsa Madhurā). Metode ini biasanya merapkan langkah; 1) menetapkan satu surah dan menjelaskan masalah-masalah yang berhubungan dengan surah yang akan dibahas, 2) menerangkan keistimewaan surah, 3) membagi surah (khususnya surah-surah yang panjang) ke dalam bagian-bagian kecil atau tema-tema kecil dan 4) menghubungkan kesimpulan dari masing-masing bagian kecil tersebut dan menerangkan pokok tujuannya

Sistem Tata Surya
Proses Meredupnya Matahari
Penciptaan Alam Semesta
Kesimpulan
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call