Abstract
Local wisdom defined as the ability of a community to adapt to, organize, and manage the environment and culture that affects their lives. The research conducted in the Boti community of East Nusa Tenggara Province aims to describe and understand ume kbubu as a form of local wisdom of the Boti community in maintaining food security and protecting them from disasters. The method used in this study was a qualitative method with a phenomenological approach. The characteristics of this research data are classified as sensitive research data; therefore, it takes a long time to obtain. Observation and interviews were data collection techniques used in this research. The result indicated that the structure of ume kbubu shows the local wisdom of the Boti community in adapting to the environment and influencing the scattered settlement structures. In addition, the function and symbolization of ume kbubu are closely related to the local wisdom of the community in storing and managing staple food (corn), which is the strength of the Boti community in facing the food crisis. The settlement structure of the Boti community, supported by strict customary rules, becomes a barrier in social interaction that can protect the community from disasters, such as infectious diseases. The local wisdom of the Boti community is likely to be an input for the government to study various cultural aspects to deal with disasters.
Highlights
Kearifan lokal dapat diartikan sebagai kemampuan suatu masyarakat untuk beradaptasi, mengatur, serta mengolah lingkungan alam dan budaya yang memengaruhi kehidupan mereka
The research conducted in the Boti community of East Nusa Tenggara Province aims to describe and understand ume kbubu as a form of local wisdom of the Boti community in maintaining food security and protecting them from disasters
The result indicated that the structure of ume kbubu shows the local wisdom of the Boti community in adapting to the environment and influencing the scattered settlement structures
Summary
Pada masyarakat Boti, khususnya kelompok Boti Dalam, keseluruhan ritual masih dilaksanakan. Justru dengan cara seperti ini, sangat sedikit tindak kejahatan dan penyelewangan sosial yang terjadi pada masyarakat Boti. Pada saat seperti ini masyarakat Boti secara individu menenangkan diri dan tidak ingin diganggu oleh aktivitas sosial lainnya. Banyaknya jumlah jagung yang akan ditanam, intensitas hujan, bencana yang mungkin terjadi sebagai akibat intensitas hujan pada lereng-lereng bukit, proses kelahiran, pelaksanaan ritual adat, dan siklus waktu (pembagian sembilan hari), sangat ditentukan oleh posisi gugus bintang tersebut. Bagian selanjutnya dari tulisan ini akan berfokus pada kearifan lokal masyarakat Boti yang diwujudkan melalui bangunan rumah adat ume kbubu dan kompleks pemukiman yang terbentuk di sekitarnya. Struktur bangunan rumah adat ini juga merepresentasikan pengetahuan tradisional masyarakat Boti, khususnya keterampilan dalam membangun tempat penyimpanan yang mampu menjaga kualitas bahan pangan dalam jangka waktu yang relatif panjang. Adapun pembahasan tentang fungsi dan simbolisasi ume kbubu diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keterkaitan antara kearifan lokal ume kbubu dengan upaya masyarakat Boti dalam menjaga ketahanan pangan dan bencana
Published Version (Free)
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have