Abstract

Abstrak
 Tradisi amaliah ayat al-Qur’an banyak dijumpai di berbagai wilayah dan pondok pesantren. Setiap pondok tentu memiliki amalan-amalan dan wirid khusus. Artikel ini membahas tentang ayat al-Qur’an yang digunakan sebagai suatu amalan ba’da salat maktūbah di Pondok Pesantren Al-Lathifiyyah 2 Tambakberas. Rangkaian amalan ini terdiri dari membaca surah al-Ikhlāṣ dan surah at-Taubah ayat 128-129. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana sejarah dan proses pembacaan amalan dan untuk mengetahui makna pembacaan amalan ayat al-quran bagi yang melaksanakannya diantaranya pengasuh, pengurus dan santri. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada, serta pengumpulan data melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Tradisi pembacaan amalan ayat al-Qur’an ba’da salat maktūbah, menggunakan teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim, yaitu makna objektif, ekspresif dan dokumenter. Jenis penelitian menggunakan penelitian lapangan dan pustaka (library research). Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa, tradisi amaliah ba’da salat maktūbah di Pondok Pesantren Tambakberas dilaksanakan setelah membaca wiridan setelah salat pada umumnya, dilanjutkan dengan membaca surah at-Taubah ayat 128-129 sebanyak 1 kali kemudian dilanjutkan dengan membaca tawasul lalu membaca surah al-Ikhlāṣ sebanyak 11 kali. Tradisi amaliah ini dilaksanakan dengan posisi duduk seperti saat masih dalam shaf salat dan menghadap kiblat. Makna pembacaan amaliah ba’da salat maktūbah ini memiliki tiga makna objektif, ekspresif,dan dokumenter. Makna objektif-nya yaitu bahwa tradisi amaliah tersebut merupakan sebuah amaliah rutin yang harus di istiqomahkan. Tradisi amaliah ini merupakan bentuk taʻẓīm santri kepada pengasuh Pondok Pesantren. Kemudian makna ekspresif-nya adalah mereka meyakini bahwa bacaan yang mereka amalkan akan kembali kepada diri mereka dan manfaat yang mereka rasakan berupa ketentraman jiwa, membentengi diri dari fitnah, diberi kemudahan dalam segala urusannya, dilancarkan rizki rang tuanya dan dimudahkan dalam menghafal. Sedangkan makna dokumenter-nya tanpa disadari bahwa tradisi amaliah ayat al-Qur’an tersebut menjadi sebuah rutinitas yang tetap diamalkan hingga saat ini.
 
 Kata kunci: Tradisi,Amaliah, Pondok Al-Lathifiyyah 2 , Karl Mannheim.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.