Abstract

Sigmund Freud dalam teori psikoanalisa agamanya menyatakan bahwa agama sebagai Oedipus complex . Pandangan Freud ini menurunkan derajat agama dan martabat penganutnya. Agama Hindu dalam praktik peribadatan sehari-hari (persembahyangan) banyak menggunakan ritual-ritual, simbol dan korban suci (totem dalam terminologi Freud), juga banyak didasarkan pada etika atau aturan-aturan (taboo), dengan tujuan untuk menyelaraskan antara yang profan dengan yang sakral. Kajian ini merupakan penelitian kualitatif kajian tokoh historikal-faktual, dengan menggunakan metode hermeutika untuk mengkaji psikoanalisa agama khususnya agama sebagai oedipus complex menurut Sigmund Freud sebagai objek formal dan ajaran Hindu khusunya telaah atas Bhagavadgita sebagai objek formal. Agama Hindu sebagai agama yang terbuka dan universal berusaha meninjau dan menjawab sesuatu dengan sebuah apologi (pembenaran agama dengan dogma-dogma inklusif), dimana agama Hindu menjawab segala tantangan terhadap teologinya dengan pernyataan dan argumentasi yang logis-ilmiah yang bersandar pada pengetahuan yang ilmiah dan ajaran Veda.

Highlights

  • Analisis psikoanalisa SigmundFreud terhadap agama dimulai dari pemikirannya yang kritis dalam menanggapi permasalahan sosial khususnya agama.

  • Menyatakan bahwa salah satu dari teka-teki utama agama totem bisa dijelaskan dengan cara mengetahui sebab dari; mengapa jenis binatang tertentu dianggap suci oleh suku tertentu dalam masyarakat primitif, yang mendapatkan penghormatan tertinggi, namun disembelih sekali setahun dan dimakan oleh anggotaanggota pemujaan dalam sebuah jamuan makan yang khidmat.

  • Penjelasan mengenai oedipus complex yang merujuk pada totem dan tabu dapat dijelaskan pula dari pernyataan berikut: Keadaan gangguan psikis yang dialami Watugunung dengan keinginan mengawini ibunya dewi Sinta, merupakan suatu cerminan bagi semua orang.

Read more

Summary

Analisis psikoanalisa Sigmund

Freud terhadap agama dimulai dari pemikirannya yang kritis dalam menanggapi permasalahan sosial khususnya agama. Menyatakan bahwa salah satu dari teka-teki utama agama totem bisa dijelaskan dengan cara mengetahui sebab dari; mengapa jenis binatang tertentu dianggap suci oleh suku tertentu dalam masyarakat primitif, yang mendapatkan penghormatan tertinggi, namun disembelih sekali setahun dan dimakan oleh anggotaanggota pemujaan dalam sebuah jamuan makan yang khidmat. Penjelasan mengenai oedipus complex yang merujuk pada totem dan tabu dapat dijelaskan pula dari pernyataan berikut: Keadaan gangguan psikis yang dialami Watugunung dengan keinginan mengawini ibunya dewi Sinta, merupakan suatu cerminan bagi semua orang. Penjelasan mengenai pemahaman oedipus complex dan totem serta tabu di tegaskan pula oleh Ramiati dengan pendapat sebagai berikut: Keadaan anak yang orang tuanya menguasai kerajaan dan menguasai wanita-wanita namun memiliki sifat yang kejam, kemudian anak-anaknya bersatu untuk membunuh ayahnya dan menikahi ibunya, hingga menimbulkan rasa berdosa. Generalisasi atau pemahaman parsial dari sebuah perspektif tentang agama, melalui praktik totem dan tabu ini tidak dapat diterima sebagai kebenaran yang utuh

Psikoanalisa Terhadap Pandangan
Wahyu Tuhan
Berdasarkan pernyataan śloka
Menyikapi masalah analisa
Penjaga Keharmonisan Dunia
Berdasarkan kutipan
Yajña dijelaskan dalam
Terhadap Pandangan Sigmund
Umum Psikoanalisis Sigmund
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call