Abstract

The incidence of Tuberculosis in Indonesia is still relatively high. The high incidence of Tuberculosis can be influenced by several factors, namely the level of knowledge and behavior of patients regarding non-compliance with taking Anti-Tuberculosis Medication. The purpose of this study was to determine the level of adherence of pulmonary TB patients to the use of anti-tuberculosis drugs in several Puskesmas Sawangan District, to determine the characteristics of pulmonary TB patients based on gender, age, education and employment status, and identify who is the supervisor of taking anti-tuberculosis drugs for pulmonary TB patients. This study used a non- experimental (observational) design with a cross-sectional research design. This study uses the total sampling method, where the number of samples is the same as the population and obtained 35 respondents who meet the inclusion criteria. The data obtained were analyzed in a simple descriptive manner by displaying the frequency and percentage. Based on the results of the study, it is known that the characteristics of pulmonary TB patients studied were 35 respondents with the distribution of characteristics mostly male as many as 22 respondents (63%), the largest age group category was in the range of 36-49 years (late adulthood) as many as 17 respondents. (48%), the highest education level was at the senior high school level as many as 24 respondents (69%), and the highest employment status was private employees with 18 respondents (51.5%). The results of measuring the level of adherence to taking anti-tuberculosis drugs using the MMAS-8 method from 35 respondents obtained that 30 respondents (86%) had high adherence, 4 (11%) had moderate adherence, and 1 person (3%) had adherence. low. The results of the study can be concluded that pulmonary TB patients in several Sawangan sub-districts can be said to be obedient, with high and moderate levels of compliance.Abstrak Angka kejadian Tuberkulosis di Indonesia masih tergolong tinggi. Tingginya angka kejadian Tuberkulosis tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat pengetahuan dan perilaku pasien terhadap ketidakpatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien TB paru pada penggunaan obat anti tuberkulosis di beberapa puskesmas Kecamatan Sawangan, mengetahui karakteristik pasien TB paru berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan status pekerjaan, dan mengidentifikasi siapakah pengawas minum obat anti tuberkulosis pasien TB paru. Penelitian ini menggunakan desain non ekperimental (observasional) dengan rancangan penelitian cross-sectional. Penelitian ini menggunakan metode Total sampling yaitu dimana jumlah sampel sama dengan populasi dan diperoleh 35 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif sederhana dengan menampilkan frekuensi dan persentase. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik pasien TB paru yang diteliti didapatkan sebanyak 35 responden dengan distribusi karakteristik sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22 responden (63%), kategori kelompok usia terbanyak pada rentang 36-49 tahun (dewasa akhir) sebanyak 17 responden (48%), tingkat pendidikan terbanyak pada jenjang SMA sebanyak 24 responden (69%), dan status pekerjaan terbanyak adalah Karyawan swasta sebanyak 18 responden (51,5%). Hasil pengukuran tingkat kepatuhan minum obat anti tuberkulosis paru dengan metode MMAS-8 dari 35 responden diperoleh sebanyak 30 responden (86%) memiliki kepatuhan Tinggi, sebanyak 4 orang (11%) memiliki kepatuhan sedang, dan sebanyak 1 orang (3%) memiliki kepatuhan rendah. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasien TB Paru di beberapa Kecamatan Sawangan dapat dikatakan patuh, dengan tingkat kepatuhan tinggi dan sedang.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call