Abstract

Agama Islam mengajarkan manusia untuk realisasi diri terhadap kehadiran Tuhan yang disertai konsep pengalaman empiris, berupa tindakan sosial dan ritual yang di implementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip ini merupakan panduan menjalani hidup yang baik di dunia bagi manusia menurut sistem Tuhan, dan sebagai bentuk manifestasi terpilihnya manusia sebagai khalīfah bumi sehingga, menjadi tanggung jawab manusia untuk melindungi bumi dari segala kerusakan, dan kekacauan, sehingga diharapkan manusia dapat menjalai hidup dengan aman, tenang, dan terhindar dari segala mara bahaya dan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan prinsip moral Islam dalam menghadapi wabah COVID-19 berdasarkan diskusi klasik tentang wabah dalam Islam yakni ṭā‘ūn menurut pemikiran Zakariyā al-‘Anṣārī dalam kitab Tuḥfah al-Rāgibīn Fī Bayāni ‘Amru al-Ṭawā‘īn dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dan jenis penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep wabah yang diajarkan dalam Islam berdasarkan pemikiran Zakariyā al-‘Anṣārī dalam kitab Tuḥfah al-Rāgibīn Fī Bayāni ‘Amru al-Ṭawā‘īn yang secara garis besar di latar belakangi oleh prinsip menjaga diri (ḥifẓ al-nafs) dalam ajaran Islam, memiliki keterkaitan yang sama dengan sains, dan justru cenderung saling melengkapi, ini menjadi bukti bahwa tidak ada dikotomi antara keduanya. Dengan demikian ideologi ajaran Islam tentang wabah yang menunjukkan tata acara atau perilaku dalam menghadapi wabah tidak bertentangan dengan sains atau kajian ilmiah. Fakta ini menjadi nilai moral sendiri bagi muslim bahwa ajaran Islam adalah agama yang valid, dan hanya mengajarkan kebenaran untuk kebaikan keberlangsungan kehidupan manusia.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call