Abstract
This study discusses the birth and development of The Wahid Institute from 2004 to 2008. The method used in this study is the historical method and the presentation of research results is carried out in the form of descriptive narrative. The results of this thesis study explained that the birth of The Wahid Institute in 2004 was inseparable from Abdurrahman Wahid, Zannuba Ariffah Chafsoh Wahid, Greg Barton, and Ahmad Suaedy who were the initiators of The Wahid Institute. Then there are the founding factors of The Wahid Institute such as social and religious conditions in the post-New Order era, because they were released from the New Order era. because of differences in views, beliefs, culture, and ethnicity. This is due to the lack of pluralism in society, so The Wahid Institute was designed by the initiators to fight for pluralism as expected by Gus Dur.
Highlights
Penelitian ini membahas mengenai lahir dan berkembangnya The Wahid Institute dari tahun 2004 sampai tahun 2008
Kemudian ada faktor berdirinya The Wahid Institute seperti keadaan sosial dan keadaan keagamaan pada saat pasca Orde Baru, karena terbebas dari masa Orde Baru banyak bermunculan gerakan Islam yang sebagian menggunakan kekerasan dalam bertindak biasa disebut Islam radikal, dan juga bermunculan kekerasan antar agama di Indonesia yang disebabkan karena perbedaan pandangan, keyakinan, kebudayaan, dan suku
Wahid Insitute melakukan riset untuk mendalami kasus-kasus intoleransi ataupun kekerasan yang terjadi karena adanya perbedaan baik dari pandangan maupun kebudayaan dan keyakinan, riset ini dilakukan untuk melihat di daerah mana saja yang masih minim sikap pluralis dan yang masih banyak melakukan kekerasan atas alasan perbedaan antara masyarakat
Summary
Fokus lembaga Wahid Institute adalah menyuarakan isu-isu yang terkait dengan keIslaman, demokrasi, dan pluralisme untuk membawa Indonesia menjadi negara yang jauh dari sikap diskriminasi, kurangnya menerima perbedaan dan kekerasan atas nama agama. Sebelum terbentuknya lembaga Wahid Institute, Gus Dur sebagai presiden telah melakukan berbagai hal untuk mendorong sikap pluralisme karena tampak jelas bahwa salah satu permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan konflik kelompok dan agama.
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.