Abstract


 Di satu sisi, pelayanan lintas budaya dengan tim kerja utusan lintas budaya (ULB) kaya akan potensi, namun di sisi yang lain mereka rentan akan masalah komunikasi. Isu resolusi konflik di dalam tim lintas budaya adalah hal yang kerap terjadi dan tidak bisa diabaikan. Pendekatan hermeneutika Surat Filemon dan pendekatan terapi kognitif menawarkan pedoman yang baik dan praktis bagi pendampingan resolusi konflik antar ULB.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call