Abstract

This research is an answer to the notion that the Koran is not systematic and confused book, that has no cohesion in its topics and themes. This research is seeking for the function of repetition as a device of cohesion in the text of the Koran, particularly in surah al-Baqarah. This research is a library research with data sources from the Koran as a text by using a sample surah al-Baqarah (number 2) as it is written in Mushhaf in circulation today. This study departs from the theory of Halliday and Hasan (1976) of Systemic Linguistics by using methods and techniques of qualitative descriptive analysis. This research indicates that the repetition of language units, either repetition of sounds, especially the form of syllables, repetition of words, phrases, clauses, sentences, and or even repetition of topics, creats a ties that can be combined by the text of the surah al-Baqarah. Through repetition in the surah al-Baqarah cohesion or coherence is found in the level of verses of surah, cohesion in topics surah, cohesion surah al-Baqarah, and even the cohesion of the Koran as a whole.Keywords: surah al-Baqarah, the Koran, repetition, cohesion

Highlights

  • Kalangan Islam meyakini bahwa surat al-Baqarah merupakan fusthāth al-Qur’ān atau puncak al-Qur’an sebab surat itu menjadi muara seluruh kandungan al-Qur’an

  • This research is an answer to the notion that the Koran is

  • that has no cohesion in its topics and themes

Read more

Summary

Pendahuluan

Kalangan Islam meyakini bahwa surat al-Baqarah merupakan fusthāth al-Qur’ān atau puncak al-Qur’an sebab surat itu menjadi muara seluruh kandungan al-Qur’an. Surat al-Baqarah adalah surat yang paling panjang dan merupakan surat dengan jumlah ayat yang paling banyak. Montgomery Watt[1] dan H.A.R Gibb[2] beranggapan bahwa al-Qur’an bukanlah sebuah kitab yang tersusun secara sistematik, sehingga Thomas Carlyle – sebagaimana dikutip H.A.R Gibb menyebut al-Qur’an sebagai tiolsome reading, wearisome, confused jumble atau “kitab yang melelahkan dibaca,. Muatan surat al-Baqarah juga sangat variatif, sehingga sangat membuka kemungkinan dianggap tidak memiliki kepaduan sebagai sebuah teks atau wacana. Sebuah teks atau wacana yang baik adalah teks atau wacana yang memiliki kepaduan di dalam kalimat-kalimat yang membentuknya.[4] Unsur-unsur yang membentuk keutuhan dan kepaduan sehingga teks menjadi kohesif dibagi menjadi dua, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Menurut al-Fiqī, kohesi yang terbentuk oleh repetisi dengan terciptanya ikatan kembali ke belakang seperti itu berfungsi secara siginifikan dalam pembentukan kohesi sebuah teks atau wacana.[6]. Metode deskriptif digunakan untuk memerikan, menggambarkan, menguraikan, dan menjelaskan fenomena objek penelitian[9] dan teknik analisisnya dilakukan secara simultan dengan kegiatan penelitian.[10]

Posisi Surat al-Baqarah di dalam al-Qur’an
Tema dan Topik Surat Al-Baqarah
Mukaddimah Mukaddimah dan kekhilafahan 1-39
Repetisi Sebagai Peranti Kohesi
Repetisi dalam Surat al-Baqarah
Kohesi dalam Ayat
Kohesi dalam Topik
Kohesi dalam Surat
Kohesi dalam Al-Qur’an
Kesimpulan
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call