Abstract

Kompleks Arkeologi Sungai Batu adalah kawasan yang terdiri dari himpunan permukiman dan situs pertukaran yang terletak di Lembah Bujang, yang cukup maju sebagai pusat pemerintahan dari abad ke-2 hingga ke-14 Masehi. Temuan arkeologi di Sungai Batu menunjukkan wilayah tersebut merupakan pemukiman yang secara khusus menjadi pusat penghasil besi, baik terlibat dalam kegiatan penambangan maupun peleburan besi. Penelitian lapangan ini menerapkan metode pengeboran inti di kawasan Kompleks Arkeologi Sungai Batu yang bertujuan untuk memperoleh data primer terkait potensinya sebagai pusat kawasan industri Kerajaan Kedah Tua. Bukti arkeologis terkini mengungkapkan bahwa kawasan ini dahulu sebagai pusat bengkel peleburan besi untuk kerajaan Kedah Tua sejak 788 SM. Analisis pengeboran inti berdasarkan contoh tanah jelas menunjukkan bahwa daerah ini merupakan bagian dari teluk laut purba yang luas sebelum turunnya permukaan air laut. Daerah ini lalu berubah menjadi muara sungai yang memungkinkan berdirinya permukiman. Daerah Kompleks Arkeologi Sungai Batu juga kaya akan kandungan bahan baku seperti bijih besi untuk industri peleburan dan alluvium untuk pembuatan batu bata. Daerah ini kemudian berkembang menjadi kompleks industri yang maju sejak 788 SM.
 Sungai Batu archaeological complex is a group of various settlements and exchange sites located in the Bujang Valley, which developed as a polity from the 2nd to 14th century AD. The archaeological findings at Sungai Batu suggest the position of the area as a polity or settlement specializing in primary iron production, which involved the activities of iron mining and smelting. Field research involving core drilling methods applied in the area of ​​Sungai Batu Archaeological Complex with the main purpose of obtaining primary data related to its potential as a major industrial area of ​​Kedah Tua Kingdom. This is because current archaeological evidence reveals that this area has been used as a major and advanced iron smelting workshop for the Kedah Tua kingdom since 788 BC. Analysis of core drilling (soil samples) clearly shows that this area represented the part of a large ancient marine bay before the sea level decreased. It was changed to become a river estuary allowing settlements to be established. Sungai Batu Archaeological Complex also exposed many raw materials such as iron ore for the smelting industry and alluvium for making a brick. It has developed into a flourishing industrial complex since 788 BC.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call