Abstract
The traditional ceremony perang bangkat is one proof of the diversity of cultures that exist in Banyuwangi. This traditional gathering held in the bride on Osing tribes, but not all gathering brides use perang Bangkat Ceremony. War Bangkat used when the bride is the eldest and youngest child in his family. The idea is if the groom is the eldest son of a family and is married to the youngest daughter of another family have to do ceremonies perang bangkat, and vice versa. Modernization, gradually get rid of this custom. Evidenced by the younger generation prefers the simple wedding ceremony and westernized.
Highlights
PENDAHULUAN Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten dari Provinsi Jawa Timur yang terletak di ujung timur Pulau Jawa
The traditional ceremony perang bangkat is one proof of the diversity of cultures that exist in Banyuwangi
This traditional gathering held in the bride on Osing tribes, but not all gathering brides use perang Bangkat Ceremony
Summary
Abstrak Upacara adat perang bangkat merupakan salah satu bukti keragaman kebudayaan yang ada di Banyuwangi. Adat ini dilaksanakan dalam acara temu pengantin pada suku Osing, namun tidak semua acara temu pengantin menggunakan Upacara Adat Perang Bangkat. Perang Bangkat digunakan apabila pengantin merupakan anak sulung dan bungsu dalam keluarganya. Maksudnya ialah apabila pengantin pria merupakan putra pertama dari sebuah keluarga dan menikah dengan putri bungsu dari keluarga lain harus dilakukan upacara adat Perang Bangkat, begitu pula sebaliknya. Terbukti dengan generasi muda lebih menyukai acara pernikahan yang simple dan kebaratan.
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have