Abstract

The life of every physically healthy woman during puberty will experience menstruation and this process causes dysmenorrhea in some teenagers, for this reason, management and coping mechanisms are needed to deal with the pain experienced. The aim of this study was to explore various types of pain management along with the coping mechanisms used by participants. The research design uses qualitative exploration with a descriptive phenomenological approach. Snowball sampling technique with a total of 7 people. Data collection through individual interviews (interview guidelines) using video, data analysis by making transcripts, reduction and coding, presenting data, and drawing conclusions. The research results found pharmacological and non-pharmacological management, with coping mechanisms (prayer, planning, support, distraction). Recommendations for further research on the effectiveness of pain management both pharmacologically and non-pharmacologically in adolescent girls who experience dysmenorrhea. Research implications show that the majority of participants use non-pharmacological therapy as a priority. The importance of health education in various dysmenorrhea management strategies in lectures as well as working with clinics to minimize the negative impacts. Kehidupan setiap perempuan yang sehat secara fisik pada masa pubertas akan mengalami menstruasi dan proses ini menyebabkan dismenore pada beberapa remaja, untuk itu diperlukan manajemen dan mekanisme koping dalam menangani rasa nyeri yang dialami. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi berbagai jenis manajemen nyeri disertai mekanisme koping yang digunakan oleh partisipan. Desain penelitian menggunakan eksplorasi kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologi. Teknnik sampling melalui snowball dengan jumlah 7 orang. Pengumpulan data melalui wawancara individual (pedoman wawancara) dengan menggunakan video, analisa data dengan membuat transkrip, reduksi dan koding, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian didapati manajemen secara farmakologi dan nonfarmakologi, dengan mekanisme koping (berdoa, perencanaan, dukungan, distraksi). Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut tentang efektivitas manajemen nyeri baik secara farmakologi dan nonfarmakologi pada remaja perempuan yang mengalami dismenore. Implikasi penelitian menunjukkan mayoritas partisipan menggunakan terapi nonfarmakologi sebagai prioritas. Pentingnya pendidikan kesehatan dalam berbagai strategi penatalaksanaan dismenore dalam perkuliahan serta bekerja sama dengan klinik untuk meminimalkan dampak negatif yang ada.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call